Cerita Penonton Laga Arema FC vs Persebaya yang Berujung Rusuh: Titik Terendah Saya Menjadi Suporter
Cerita Aremania yang menonton laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan yang berujung rusuh dan membuat ratusan orang meninggal dunia.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
"Kondisi luar Stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita, suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah. Batu batako, besi dan bambu berterbangan," ungkap Rezqi.
Titik Terendah Menjadi Suporter Arema
Rezqi mengungkapkan kejadian mengerikan 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan adalah titik terendahnya sebagai Aremania dan pecinta sepakbola.
"Dan selama saya jadi suporter Arema. Saya dikenalkan Arema oleh orangtua saya saat tahun 2007 hingga saat ini."
"Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang suporter."
"Saya masih belum percaya menyaksikan saudara-saudara saya dengan kondisi seperti ini," ungkap Rezqi.
Rezqi menegaskan, apa yang ia sampaikan adalah apa yang ia lihat dan alami sendiri.
"Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban, di sini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi."
"Saya sangat terpukul dengan adanya insiden ini."
"Dan semoga kejadian ini adalah yang terakhir di semua cabang olahraga dan hiburan, khususnya di sepakbola," pungkas Rezqi.
129 Orang Dilaporkan Tewas
Sementara itu diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, insiden kerusuhan di tersebut membuat ratusan korban jiwa meninggal.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta.
Korban berasal dari suporter hingga anggota POLRI.
“Telah meninggal 127 orang, 2 di antaranya anggota POLRI."
"Yang meninggal di Stadion ada 34, kemudian yang lain meninggal di rumah sakit pada proses penolongan,” Jelas Irjen Nico Afinta, dikutip dari Surya.co.id.
Dalam laporan terbaru, 129 orang dinyatakan meninggal.
Selain korban meninggal, terdapat jumlah suporter yang mengalami luka-luka.
Dikabarkan ada 180 orang yang mengalami luka-luka.
Dan saat ini, para korban sedang dalam proses perawatan di rumah sakit sekitar.
“Masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan," pungkas Irjen Nico Afinta.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Surya.co.id/Abdullah Faqih)