FIFA Larang Penggunaan Gas Air Mata di Stadion, Ini Alasan Kepolisian Menembakkannya ke Tribun
Diduga, para korban berjejalan saat dibubarkan menggunakan gas air mata oleh petugas keamanan di laga Arema vs Persebaya
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
"Beberapa imbauan itu tidak dituruti kemudian dilakukan pemukulan terhadap petugas kepolisian."
"Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata. Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," jelas Nico.
Akibat insiden ini, Nico begitu menyesalkan peristiwa maut ini terjadi dalam sepakbola Indonesia.
"Selama ini komunikasi dengan suporter Arema juga baik. Kami juga sedang mendalami kenapa suporter yang tidak puas ini begitu beringasnya," terangnya.
Terakhir, Nico berharap insiden maut dalam sepakbola tidak lagi terjadi.
"Jadi mari kami selesaikan terlebih dahulu. Kita koordinasi untuk segera dapat menyelesaikan masalah ini," katanya.
Kronologi Tragedi Kanjuruhan
Nico menjelaskan, biang kericuhan diduga dipicu rasa kekecewaan sejumlah suporter Aremania terhadap hasil kekalahan Arema FC melawan Persebaya dengan skor 2-3.
"Selama pertandingan tidak ada masalah. Masalah terjadi ketika usai pertandingan."
"Penonton kecewa melihat tim Arema FC kalah."
"Apalagi ini sebelumnya Arema FC tidak pernah kalah di kandang sendiri melawan Persebaya dalam beberapa tahun terakhir," ujar Nico saat gelar rilis di Polres Malang, Minggu (2/3/2022) dini hari.
Nico menambahkan, motif para suporter Arema FC turun ke lapangan juga dengan maksud berusaha mencari pemain dan official Arema FC.
"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," tuturnya.
Tak ingin kejadian kericuhan menjadi runyam, Nico menerangkan jika petugas pengamanan kemudian melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke lapangan. Salah satunya dengan menembakkan gas air mata.