Kerusuhan Arema FC vs Persebaya Menewaskan Ratusan, Nasib Piala Dunia U20 Indonesia Terancam
Nasib Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023 terancam dicabut buntut insiden kerusuhan laga Arema FC vs Persebaya di Kanjuruhan.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNNEWS.COM - Bentrok terjadi seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 BRI Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Jawa Timur, memakan ratusan korban jiwa, Sabtu (1/10/2022).
Insiden kericuhan meninggalkan korban jiwa dengan jumlah tak sedikit dipicu kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya yang berimbas kepada kekecewaan suporter tuan rumah.
Laga bertajuk Derbi Jawa Timur ini pun berakhir ricuh dengan oknum suporter yang memaksa masuk ke lapangan.
Bentrokan oknum suporter tuan rumah dengan kepolisian pun tak terhindarkan.
Baca juga: Sorotan Tragedi di Kanjuruhan: Kurang dari 4 Bulan, Sepak Bola Indonesia Berduka 2 Kali
Perusakan terjadi mulai dari fasilitas stadion hingga mobil kepolisian yang berjaga tak luput dari amukan pendukung.
Bahkan, peristiwa tersebut menelan korban jiwa.
Dari kabar yang beredar, sudah lebih dari 100 orang yang dinyatakan meninggal dunia. Jumlah tersebut diperkirakan masih bisa bertambah.
Angka tersebut sudah melebihi jumlah korban dari Tragedi Heysel yang terjadi pada 29 Mei 1985 di Final Liga Champions 1984/1985.
Saat itu, sebanyak 39 orang tewas akibat kerusuhan di dalam stadion. Imbas dari insiden tersebut, sanksi pun dijatuhkan oleh FIFA.
Hal serupa kuat peluang juga terjadi dengan sepak bola Indonesia, termasuk status tuan rumah Piala Dunia U20 2023 mendatang.
Potensi untuk status tuan rumah Piala Dunia U20 dicabut terbuka. Mengingat faktor keamanan menjadi satu di antara aspek tolak ukurnya.
Indonesia bisa saja dicabut keterpilihannya sebagai penyelenggara tuan rumah.
Apalagi melihat jumlah korban jiwa dari tragedi tersebut yang terus bertambah.
PSSI telah menyatakan bakal menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki kasus kerusuhan tersebut.