Berkaca dari Insiden Kanjuruhan, Luis Milla Minta Suporter Indonesia Bersikap Dewasa
Pelatih Persib Bandung, Luis Milla meminta suporter Indonesia lebih bersikap dewasa agar insiden serupa di Stadion Kanjuruhan tak terjadi lagi.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Persib Bandung, Luis Milla, meminta insiden kericuhan di Stadion Kanjuruhan menjadi pelajaran berharga bagi suporter Indonesia.
Tanggal 1 Oktober 2022 akan menjadi kenangan dan hari terburuk bagi sepak bola Indonesia.
Tragedi di Kanjuruhan yang menewaskan ratusan nyawa menjadi noda kelam bagi percaturan sepak bola Tanah Air.
Kekalahan atas Persebaya Surabaya diduga memicu suporter Arema FC merangsek masuk ke lapangan.
Baca juga: Kisah Kiper Arema FC yang Nyaris Kena Pukul Suporter dalam Tragedi Kanjuruhan
Pihak polisi yang kesulitan untuk mengantisipasi membuat keputusan menembakkan gas air mata untuk mengurai massa.
Namun imbasnya terlalu mahal. Banyak ratusan nyawa melayang akibat sesak nafas dan kesulitan untuk keluar dari stadion yang berbuntut kehabisan oksigen.
Pelatih Persib Bandung, Luis Milla mencoba memahami bagaimana perasaan suporter melihat tim kesayangannya menelan kekalahan.
Namun juru taktik asal Spanyol ini juga meminta kedewasaan suporter bahwa tim selamanya tim akan meraih kemenangan di setiap laga.
Dalam dunia sepak bola, ada tiga hasil yang siap diterima oleh sebuah kesebelasan, kalah, menang atau imbang.
Dan harapan Luis Milla, suporter Indonesia bisa menerima kenyataan jika tim yang didukung bisa berada dalam kondisi terpuruk.
"Saya rasa orang-orang yang datang ke stadion tentu ingin menikmati pertandingan, menonton timnya meraih kemenangan,” kata Milla, dikutip dari Kompas.com.
“Tapi tentu tidak mungkin tim selalu menang, tidak mungkin bisa terus menerus meraih kemenangan," sambung pria yang pernah membela Real Madrid.
Pemain juga tentu saja ingin menang tapi itu kadang tidak mungkin terjadi,” paparnya menambahkan.
Dimata Milla, tidak ada yang salah terhadap militansi dalam mendukung sebuah tim kesayangan.
Namun juga harus dibarengi sikap dewasa dan tidak egois.
Di era modern, sepak bola bukan hanya menjadi tontonan. Namun juga sarana rekreasi bagi keluarga untuk melepas penat.
“Namun ada beberapa oknum yang datang ke stadion untuk berkelahi, tidak menaruh respek kepada pemain atau orang-orang yang berada di stadion,” papar Luis Milla.
“Karena stadion seharusnya ramah bagi semua orang baik itu lelaki dewasa hingga wanita maupun anak-anak,” sebut pelatih asal Spanyol ini.
Tragedi Kanjuruhan memang sudah terjadi, dan ini meninggalkan banyak duka maupun penyesalan.
Namun Luis Milla meminta dari insiden di Malang ini menjadi pelajaran bagi semua elemen.
“Menurut saya penting untuk melakukan analisa yang besar mengenai situasi ini,” nilai Milla.
“Dan semua pihak seperti klub, pemerintah, federasi, organisasi, pemain agar hal seperti ini tidak terjadi lagi kedepannya,” pungkas pelatih Persib Bandung.
(Tribunnews.com/Giri)(Kompas.com/Adil Nursalam)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.