Tersangka Tragedi Kanjuruhan Sindir PSSI: Jangan Berlindung di Balik Regulasi, Cuci Tangan
Ketua panpel pertandingan Arema FC, Abdul Haris, memberi pernyataan menohok pada PSSI terkait Tragedi Kanjuruhan.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Tersangka Tragedi Kanjuruhan Sindir PSSI: Bapak-bapak Jangan Berlindung di Balik Regulasi, Cuci Tangan
TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara enam tersangka Tragedi Kanjuruhan, Abdul Haris melontarkan sindirian ke PSSI yang dia nilai berlindung di balik regulasi untuk 'cuci tangan'.
DIketahui, Tragedi Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya di Liga 1 2022, Sabtu (1/10/2022) menelan korban jiwa ratusan orang meninggal.
Enam orang dijadikan tersangka dalam kejadian tersebut, termasuk Abdul Haris yang bertugas sebagai ketua panitia pelaksana pertandingan.
Baca juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Pintu-Pintu Stadion Milik Pemda Bakal Ditinjau Ulang
Baca juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Vennard Hutabarat Soroti Sitem Pengamanan dan Sistem Tiket
Abdul Haris memberi sindiran keras kepada PSSI, Mochamad Iriawan cs diduga "cuci tangan" dari Tragedi Kanjuruhan.
Ketua panpel pertandingan Arema FC, Abdul Haris, memberi pernyataan menohok pada PSSI terkait Tragedi Kanjuruhan.
Abdul Haris merupakan salah satu dari enam tersangka yang ditetapkan Kepolisian atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang.
Tragedi Kanjuruhan tersebut terjadi pada laga Liga 1 2022/23 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) pekan lalu.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Security Officer Perintahkan Steward Tinggalkan Pintu Stadion Saat Insiden
Dalam jumpa pers yang dilakukan Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Abdul Haris dinilai melakukan paling tidak tiga kesalahan.
Pertama, Abdul Haris tidak membuat dokumen keselamatan dan keamanan bagi penonton di stadion.
Kedua, Abdul Haris mengabaikan permintaan dari pihak keamanan untuk menurunkan penjualan tiket, dari seharusnya 38 ribu menjadi 42 ribu.
Ketiga, Abdul Haris memerintahkan steward pintu gerbang pada saat terjadi insiden, atau sesudah peluit akhir pertandingan.
Saat kejadian yaitu pada Sabtu (1/10/2022) Heri sedang bertugas siaga di Jakarta.
Baca juga: Akhirnya Terjawab Alasan Polisi Bawa Gas Air Mata ke Kanjuruhan Meski Dilarang FIFA
Pada akhirnya, ia mengakui kesalahan dan memohon maaf pada korban pada konferensi pers yang digelar Arema FC, Jumat (7/10/2022).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.