Pernyataan Siap Mundur Shin Tae-yong, Pasang Badan atau Malah Sindiran ke Ketua Umum PSSI?
Pernyataan siap mundur Shin Tae-yong bisa dimaknai bentuk sentilan ke pihak-pihak yang cenderung menghindar dari tanggung jawab di Tragedi Kanjuruhan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Pernyataan Siap Mundur Shin Tae-yong, Pasang Badan atau Malah Sindiran ke Ketua Umum PSSI?
TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan siap mundur pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong terkait Tragedi Kanjuruhan, sepertinya punya makna bersayap.
Banyak yang mengartikan itu sebagai bentuk 'pasang badan' terhadap Ketua Umum PSSI, sosok yang dianggap sebagai orang paling bertanggung jawab terhadap segala hal terkait persepakbolaan tanah air.
Tapi ada juga yang menilai, pernyataan siap mundur dari Shin Tae-yong adalah bentuk 'sentilan' terhadap para pihak yang semestinya bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: PSSI, PT LIB, dan Broadcaster Saling Tunjuk, Shin Tae-yong Justru Acungkan Jari Siap Mundur
Baca juga: Pernyataan Lengkap Shin Tae-yong yang Siap Mundur dari Timnas Indonesia Jika Ketua Umum PSSI Mundur
Diketahui, Shin Tae-yong mengunggah belasungkawa dan simpatinya atas kesedihan yang sangat mendalam buat para korban Tragedi Kanjuruhan.
Lewat akun pribadinya di Instagram, Shin Tae-yong menyampaikan ucapan dukacita kepada para korban dan memberi pesan dukungan untuk keluarga yang ditinggalkan.
"Pertama-tama saya ingin mengucapkan turut berduka cita atas tragedi Kanjuruhan, Malang. Saya juga seorang suami dari istri dan seorang bapak dari 2 anak," tulis Shin Tae-yong.
"Saya ingin memberikan dukungan penuh kepada para korban dan keluarga korban. Saya ingin memberikan harapan kepada semua orang Indonesia yang tersakiti karena tragedi kali ini walaupun dukungan saya tidak dapat menjadi kekuatan yang besar bagi keluarga korban," imbuhnya.
"Cara saya untuk memberi harapan adalah memberikan hasil baik dengan berprestasi di sepak bola yang masyarakat sukai," Shin Tae-yong menambahkan.
Pada kesempatan yang sama, juru taktik asal Korea Selatan itu juga membuat pernyataan mengejutkan.
Shin Tae-yong menyatakan akan mundur sebagai pelatih timnas Indonesia jika Ketua Umum PSSI harus mundur karena bentuk tanggung jawab.
Iwan Bule - sapaan akrab Mochamad Iriawan - sebelumnya didesak mundur karena dianggap sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Shin Tae-yong: Jika Ketua PSSI Mundur, Saya Juga Harus Mengundurkan Diri
Berikut Pernyataan Lengkap Shin Tae-yong yang menyatakan siap mundur dari Timnas Indonesia jika Ketua Umum PSSI juga mundur:
Seseorang yang sangat mencintai sepakbola Indonesia dengan kesungguhan hati dan memberikan dukungan penuh dari belakang agar sepak bola dapat berkembang adalah Ketua Umum PSSI.
Menurut saya, jika Ketua Umum PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi dan mengundurkan diri, maka saya pun harus mengundurkan diri.
Karena saya pikir jika terdapat kesalahan dari rekan kerja yang bekerja bersama sebagai 1 tim, maka saya pun juga memiliki kesalahan yang sama.
Kita adalah 1 tim. Sepak bola tidak bisa sukses jika hanya performa 11 pemain inti saja yang bagus, bukan juga hanya staf pelatih saja yang bagus.
Kita bisa mencapai kesuksesan ketika semuanya menjadi satu tim mulai dari pemain inti, pemain cadangan, staf pelatih, official, semua karyawan federasi termasuk Ketua Umum.
Tagar #STYOut Menggema
Pernyataan Shin Tae-yong di atas tersebut dimaknai sebagai bentuk 'pasang badan' terhadap ketua umum PSSI.
Atas pemaknaan itu, para suporter Indonesia menyambutnya dengan kekecewaan dan menggaungkan tagar #STYOut di Twitter.
Sebelumnya, nama Shin Tae-yong tengah dielu-elukan para pecinta sepak bola Indonesia.
Pasalnya pelatih asal Korea Selatan itu telah memberikan prestasi luar biasa bagi Timnas Indonesia.
Mengutip dari laman Transfermarkt, Shin Tae-yong telah mengantarkan Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia 2023.
Bukan hanya itu, Shin Tae-yong juga berhasil meningkatkan ranking Timnas Indonesia sebanyak 20 tingkat.
Awalnya peringkat Timnas Indonesia berada di urutan ke-175.
Setelah mendapat magis dari Shin Tae-yong, kini ranking Timnas Indonesia berada di urutan ke-155.
Kemudian prestasi ciamik Shin Tae-yong lainnya adalah mempersembahkan medali perunggu SEA Games 2021.
Terakhir, Timnas Indonesia sukses menyabet runner-up Piala AFF 2020.
Dari beragam prestasi tersebut, para pecinta sepak bola Indonesia dikecewakan melalui sikap Shin Tae-yong soal tragedi Kanjuruhan.
Rasa Malu Luar Biasa
Meski begitu, pernyataan Shin Tae-yong itu juga bisa dimaknai sebagai sentilan terhadap pihak-pihak yang cenderung menghindar dari tanggung jawab terkait tragedi Kanjuruhan.
Akun fanbase Timnas Indonesia, @KitaGaruda di Facebook, memaknai betapa Shin Tae-yong, seorang yang sama sekali tak terkait pada apa yang terjadi di Kanjuruhan, justru merasakan kesedihan dan malu yang luar biasa tinggi.
Saking tingginya, Shin Tae-yong secara ksatria tak segan meninggalkan posisi terhormat yang dia duduki saat ini di Timnas Indonesia sebagai bentuk ikut bertanggung jawab.
Di Korea Selatan, negara asal Shin Tae-yong, jadi hal yang lumrah saat seorang pejabat mundur karena merasa malu saat dianggap gagal menangani hal yang dia kepalai.
"Kok bisa orang yang ngga ngapa-ngapain, gak terlibat sama sekali di dalam tragedi namun ikut merasakan kesedihan & malu yang luar biasa tinggi," tulis akun @KitaGaruda.
Baca juga: Ramai-ramai Bela Iwan Bule agar Tak Mundur dari Ketua PSSI, Mulai Dewan Pembina hingga Komisi Wasit
Ketua Umum PSSI Dapat Pembelaan
Tuntutan agar Mochamad Iriawan atau Iwan Bule mundur sebagai Ketua Umum PSSI memperoleh pembelaan dari berbagai pihak.
Salah satunya adalah Dewan Pembina PSSI, Agum Gumelar.
Agum yang sempat menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode 1999-2003 ini mengatakan bahwa desakan agar Iwan Bule mundur sebagai Ketua Umum PSSI bukanlah jawaban.
Dirinya justru menganggap ketika Iwan Bule tetap menjadi Ketua Umum PSSi maka itu adalah bentuk tanggung jawab.
"Mundur bukan jawaban. Justru sebagai bentuk tanggung jawab sebagai Ketua Umum PSSI, tidak seharusnya mundur."
"Dia (Iriawan) harus menyelesaikan kasus ini sampai tuntas dan kemudian dijadikan pembelajaran untuk ke depannya agar kompetisi bisa lebih baik lagi," tuturnya dikutip dari laman PSSI.
Agum juga menambahkan agar keputusan penggantian Ketua Umum PSSI dilakukan saat Kongres Luar Biasa (KLB) pada akhir tahun 2023.
"Silakan bertarung di sana. Siapa yang terbaik pasti akan dipilih oleh pemilik suara," katanya.
Pembelaan juga dilakukan oleh Ketua Komisi Wasit PSSI, Ahmad Riyadh.
Senada dengan Agum, ia menganggap tidak mundurnya Iwan Bule adalah bentuk pertanggungjawaban atas tragedi Kanjuruhan.
"Pokoknya bentuk tanggung jawab tidak harus mundur dengan membuktikan PSSI menjadi lebih baik," kata Riyadh, Selasa (11/10/2022) dikutip dari Kompas.com.
Kendati begitu, ia menyebut desakan agar Iwan Bule mundur sebagai Ketua PSSI merupakan hak masyarakat dan dirinya tetap menghargai.
"Itu hak, terima kasih masyarakat sudah mengkritik," tuturnya.
Iwan Bule pun juga tegas menolak mundur dari jabatannya sebagai Ketua PSSI.
Dirinya menyebut penolakan mundur itu adalah bentuk tanggung jawab.
"Bentuk pertanggungjawaban saya adalah seperti sekarang (di Malang). Ini bentuk pertanggungjawaban seabgai Ketua Umum (PSSI)," katanya pada Selasa (5/10/2022) lalu di Malang.
Iwan Bule juga menegaskan dirinya akan mengawal Tragedi Kanjuruhan hingga tuntas.
"Saya kalau mau lepas tanggung jawab di Jakarta saja. Ini saya namanya mengunjungi, menunggui anggota gitu ya. (Saya berada) di Malang sampai selesai," tegasnya. (Tribunnews/Kompas.com)