ASBWI Fokus Ke Grassroots Dan Pembenahan Regulasi
Souraiya Farina Alhaddar mengatakan pihaknya untuk tahun ini lebih fokus dalam hal pengembangan pesepakbola wanita di ranah grassroots.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepakbola Wanita Indonesia (ASBWI), Souraiya Farina Alhaddar mengatakan pihaknya untuk tahun ini lebih fokus dalam hal pengembangan pesepakbola wanita di ranah grassroots.
Untuk itu, ASBWI mengadakan coaching clinic, workshop dan festival yang menyasar para pesepakbola putri muda di Indonesia.
“Ya, untuk program kita jalan terus. Memang kita ke grassroots, ke pengembangan usia dini. Kami juga turut prihatin yang atas kejadian Kanjuruhan, waktu itu juga dari ASBWI sudah ada yang kesana diwakilkan oleh wakil ketua umum kami,” kata Souraiya kepada Tribunnews di SMA Al Izhar, Jakarta, Senin (17/10/2022).
Selain fokus pada pengembangan pesepakbola wanita muda Indonesia, Souraiya mengatakan bahwa pihaknya juga tengah menyusun regulasi untuk gelaran Liga 1 Putri pada tahun depan.
Ia ingin, gelaran Liga 1 putri benar-benar bergulir dengan skema profesional. Salah satunya para pemain harus mendapatkan bayaran profesional.
“Jadi sebenarnya liga 1 putri rencananya di tahun ini tapi kita sudah duduk bersama dapat masukan dari klub, PSSI jadi kami fokusnya membangun dari sisi grassroots, regulasi jadi pakem-pakemnya ada dulu,” ujar Souraiya,
“Kami juga sudah audiensi sama APPI, sehingga ketika liga 1 nya ada laga pondasinya sudah kuat. Salah satu contohnya, misal pemain sepakbola putri liga 1 2019, apakah mereka profesional kan harusnya mendapatkan upah profesional, itu area yang kami mau terjadi lebih dulu. Target kami kesana, jadi lebih profesional,” terangnya.
Souraiya sadar untuk ke arah sana memang tantangan cukup berat terlebih klub-klub juga harus siap secara finansial.
Untuk itu, pihaknya akan melakukannya secara bertahap sehingga Liga 1 putri benar-benar bergulir secara profesional.
“Mereka klub-klub juga perlu disiapkan. Akan sangat egois sekali kalau ASBWI memaksa klub dan harus bayar gaji pemain sekian, padahal ASBWI tidak memberikan sumbangsih apapun ke klub tersebut. Jadi bukan tantangan yang mudah, ini kami lakukan step by step termasuk ke klub-klub amatir,” kata Sekjen ASWBI tersebut,
“Sebenarnya juga banyak klub yang homogen, pemainnya wanita dan mereka benar-benar hanya klub wanita. Kami mendorong mereka untuk terdaftar di Asprov PSSI, daftar juga di ASBWI. ASBWI juga punya sistem yang sinkronisasi dengan PSSI terdaftar di database tersebut dari mulai 8 tahun, target kami jangka panjang,” pungkasnya.