Jawab Soal Desakan Mundur, Iwan Bule Cerita Momen Anak-Istri Menangis Saat Dia 8 Hari di Malang
Mochamad Iriawan menilai dirinya sudah menjalankan tanggung jawab Ketum PSSI atas Tragedi Kanjuruhan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Jawab Soal Desakan Mundur, Iwan Bule Cerita Momen Anak-Istri Menangis Saat Dia 8 Hari di Malang
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, kembali menanggapi soal desakan publik yang terus meminta dirinya mundur setelah Tragedi Kanjuruhan.
Terkait desakan mundur, Iwan Bule, sapaan Mochamad Iriawan, bersikukuh kalau mundur dari jabatan PSSI bukan penyelesaian masalah.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu juga menilai mundur menanggalkan jabatan di tengah masalah adalah tindakan pengecut.
Baca juga: PSSI Percepat Kongres Luar Biasa, Kirim Surat ke FIFA, Iwan Bule Lengser? STY dan Timnas Terimbas?
Baca juga: Alasan Sebenarnya Juragan 99 Mundur Sebagai Presiden Arema, Gilang Pramana: Saya Sudah Berikan Semua
"Mundur menurut kami tidak menyelesaikan masalah. Kita tunggu KLB nanti ada pencalonan (Ketua Umum)," kata Mochamad Iriawan saat bertandang ke Menara Kompas pada Jumat (28/10/2022) seperti dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Kalau saya mundur, saya pengecut, saya pecundang. Bisa saja saya mundur kemudian tidur pulang ke rumah," ujar sosok yang akrab disapa Iwan Bule itu.
"Bagaimana mungkin saya meninggalkan apa yang terjadi sekarang," ucap Iwan Bule menambahkan.
Baca juga: Profil Iwan Bule, Ketua Umum PSSI yang Umumkan Percepatan Kongres Luar Biasa
Lebih lanjut, Mochamad Iriawan menilai dirinya sudah menjalankan tanggung jawab Ketum PSSI atas Tragedi Kanjuruhan.
"Saya delapan hari berada di Malang. Anak istri saya menangis ketika itu," kata Iwan Bule.
"Mereka meminta saya tidak ke Malang karena situasi masih berkabung dan tidak stabil. Namun, saya tetap ke sana," ujar Iwan Bule.
"Saya harus menyikapi ini (Tragedi Kanjuruhan) dengan, ya ini transformasi Sepak Bola Indonesia saya lakukan. Kunjungan saya lakukan," ucap sosok berusia 60 tahun itu.
"Kita tunggu saja nanti (KLB)," tutur Iwan Bule menambahkan.
Baca juga: Pengurus Tak Ada yang Mundur, Kok PSSI Gelar Kongres Luar Biasa? Pengamat: FIFA Pasti Menolak
Desakan agar Mochamad Iriawan mundur dari PSSI terus bergema setelah Tragedi Kanjuruhan pecah pada 1 Oktober 2022.
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan juga sudah meminta Ketum dan jajaran Exco PSSI untuk mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral.