Mau Mengalahkan Thailand? Lima Hal yang Perlu Diperbaiki Indonesia
Lebih dari itu, pertandingan nanti kembali mengusik persaingan penuh “gengsi” tingkat Asia Tenggara.
Editor: cecep burdansyah
Oleh Wina Armada Sukardi, analis sepak bola
Kesebelasan Indonesia besok, kamis, 29/12, bakal menghadapi kesebelasan Thailand dalam babak penyisihan Piala AFF, di Stadion Utama Bung Karno (SUBK). Pertandingan ini menjadi pertemuan penting bagi kedua kesebelasan.
Baik Indonesia maupun Thailand sudah dua kali menang. Pertandingan nanti bakal menentukan siapa juara group, dan dengan demikian sekaligus di semifinal dapat menghindari Vietnam yang diperkirakan menjadi juara group lainnya.
Lebih dari itu, pertandingan nanti kembali mengusik persaingan penuh “gengsi” tingkat Asia Tenggara.
Jika Indonesia tidak mau kehilangan muka, tak ada cara lain, kesebelasan Indonesia harus mampu “melibas” kesebelasan Thailand. Masalahnya, bagaimana caranya?
Jika menilik dari dua pertandingan yang sudah dilalui Indonesia, fisik pemain Indonesia sudah relatif baik. Di bawah latihan spartan ala Shin Tae-young , fisik pemain sudah mampu bermain terus dengan konstan selama 2 X 45 menit.
Tapi itu saja tak cukup. Untuk dapat mengalahkan Thailand, masih ada yang harus diperbaiki atau disempurnakan dari kesebelasan Indonesia. Setidaknya ada lima hal yang perlu diperbaiki oleh kesebelasan Indonesia.
1. Perbaiki transisi dari menyerang ke bertahan
Dari dua kali tampil, nampak jelas proses transisi kesebelasan Indonesia dari menyerang ke bertahan masih memperlihatkan kelemahan.
Setelah menyerang, para pemain tidak langsung siap mengatur pertahanan. Jangankan menghadapi kesebelasan yang tangguh, melawan kesebelasan Kambodja dan Brunai saja, kelemahan transisi Indonesia itu terlihat jelas. Dari kelemahan transisi ini, Kambodja dan Brunei beberapa kali hampir membobol gawang Indonesia.
Akibat lemahnya transisi ini, ketika serangan kita gagal, dan lawan melakukan serangan balik, apalagi jika dilakukan dengan cepat, pertahanan kita dapat menjadi porak poranda. Lawan dengan mudah merobek-robek pertahanan kita.
Dalam kasus seperti ini, lawan hanya dengan satu dua pemain, sudah mampu mengancam gawang kita. Mereka bisa melecek ke pertahanan kita memberi ancaman untuk gawang kita.
Dalam keadan seperti itu, pemain kita sering sekali membiarkan pemain lawan tidak dikawal, dan dengan begitu leluasa mendekati gawang.
Hal ini terjadi, karena dua hal: pertama karena koordinasi pemain ketika transisi memang belum baik, atau malah sering buruk, sehingga tak ada satupun pemain kita menjaga penyerang lawan.
Kedua, karena posisioning komposisi pemain kita yang sudah tidak mungkin lagi menjaga pemain lawan setelah mengembur pertahanan lawan. Beruntung Kambodja dan Brunei bukanlah kesebelasan yang terlalu kuat, sehingga beberpa peluang yang tercipta dari situasi ini tak mampu mereka maksimalkan.