Berebut Kursi PSSI 1, Ini Kekuatan Erick Thohir Vs La Nyalla
Desakan Kongres Luar Biasa (KLB) dari sejumlah klub Liga 1 diamini oleh Komite Eksekutif Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Exco PSSI).
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Dia menjadi orang Asia pertama yang memiliki saham di klub basket profesional Amerika Serikat.
Pada 2012, Erick pun menjadi pemilik klub sepak bola DC United yang berlaga di Liga Sepak Bola AS, Major League Soccer (MLS).
Baca juga: Presiden Persiba Kecewa Liga 2 Dihentikan: Kalau PSSI yang Menghentikan, Saya Tak Bisa Apa-apa
Setahun berselang, Erick menyepakati pembelian saham mayoritas 70 persen klub Inter Milan.
Sementara La Nyalla Mattalitti pernah terpilih resmi menjadi Ketua Umum PSSI periode 2015-2016.
Namun saat menjabat, seluruh aktivitas PSSI dibekukan oleh Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu Imam Nahrawi.
Langkah berani pemerintah itu dengan alasan bahwa PSSI tidak mematuhi dan mengabaikan kebijakan pemerintah.
Pemerintah meminta Liga Indonesia (QNB League) untuk tidak mengikutsertakan dua klub,yakni Persebaya Surabaya dan Arema Cronus FC yang masih bermasalah dalam hal administrasi.
Akan tetapi, PSSI yang dipimpin La Nyalla Mattalitti tidak mengindahkannya dan tetap mengikutkan kedua klub tersebut.
Kemudian La Nyalla diminta mundur melalui Kongres Luar Biasa PSSI 2016.
Alih-alih pemerintah membenahi tata kelola PSSI melalui pembentukan Tim Transisi Reformasi Sepakbola Nasional, federasi sepakbola Indonesia malah dibekukan FIFA.
Sebagai induk sepakbola dunia, FIFA memandang pemerintah Indonesia mengintervensi terlalu jauh apa yang dilakukan oleh PSSI.
La Nyalla merasa dirinya harus menyelesaikan amanah yang belum dijalankan sebagai Ketua Umum PSSI.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI itu mengaku tidak gentar sekalipun berhadapan dengan Erick Thohir di bursa caketum.
La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan dirinya tak gentar apabila harus bersaing dengan Erick Thohir.