Pejabat Negara Incar Ketua Umum PSSI, DPR: Kursi Bos PSSI Bukan Jabatan Politik
Menurutnya, anjloknya prestasi sepak bola Indonesia saat ini karena diurus oleh orang-orang yang sama sekali tidak kompeten.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR Robert J. Kardinal meminta para pejabat negara tidak ikut cawe-cawe dalam kepengurusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI.
Menurutnya, anjloknya prestasi sepak bola Indonesia saat ini karena diurus oleh orang-orang yang sama sekali tidak kompeten.
Masuk PSSI cuma kejar jabatan dan juga popularitas.
"Sepakbola kita ini sudah berpuluh-puluh tahun, persoalannya ya itu-itu saja dan tidak pernah ada perbaikan. Itu karena sepak bola kita (PSSI, red) dikelola sama orang-orang yang sama sekali bukan di bidangnya. Masuk PSSI cuma kejar jabatan, kejar popularitas," kata Robert, Senin (15/1/2023).
Politisi asal Papua Barat ini mencermati jabatan Ketua Umum dan jajaran pengurus PSSI selama ini justru ditempati oleh orang-orang yang sebenarnya sepanjang karirnya justru tidak pernah berurusan dengan sepak bola.
Bahkan mengelola klub pun tidak pernah.
"Akhirnya (kelola sepak bola) pakai duit negara pun tidak berhasil. Sponsor kabur, pengusaha juga ogah jadi sponsor karena sepak bola kita dikelola serampangan. Jangankan berprestasi di Asia Tenggara, lawan Vietnam yang sepak bolanya baru bangkit kita pun tidak pernah menang," ujarnya lirih.
Dia pun meminta PSSI belajar dari negara-negara lain yang sukses dalam mengelola sistem olahraga. sepak bolanya.
Mereka bisa maju karena sepak bola mereka dikelola secara profesional oleh orang-orang yang jiwa dan raganya memang sudah di sepak bola. Mereka ini para pemain, pelatih, dan pihak lainnya yang memang setiap harinya bergelut di industri sepak bola.
Baca juga: Iwan Bule Lengser dari Ketua Umum PSSI, Bongkar Masa Depan Shin Tae-yong Bersama Timnas Indonesia
"Jadi bukan karena punya jabatan, punya uang, lalu mendadak daftar dan jadi Ketua Umum PSSI. Akhirnya sepak bola kita prestasinya jadi hancur," tegasnya.
Lebih lanjut politisi senior Fraksi Golkar ini menilai, banyak cara untuk ikut berkontribusi dalam mendukung kemajuan sepak bola Indonesia tanpa harus duduk di PSSI.
"Kalau mau support, ya dalam bentuk lain misalnya jadi sponsor, berikan pendanaan atau bentuk lainnya. Tapi tidak perlu jadi ketua umum. Itu namanya gotong royong," ujarnya.
Dia pun menyayangkan masih ada pejabat negara yang ikut cawe-cawe dalam bursa Ketua Umum PSSI. Padahal, dia punya tugas negara lebih besar di jabatan tersebut.
Menurutnya, prestas sepak bola akan sulit diraih jika masih terus diseret ke urusan politik.