Strategi Berkebalikan Arsenal vs Chelsea di Bursa Transfer Musim Dingin Liga Inggris
Arsenal dan Chelsea memiliki perbedaan strategi dalam mengarungi jendela transfer musim dingin ini. The Gunners lebih berhati-hati.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Arsenal dan Chelsea memiliki perbedaan strategi dalam mengarungi jendela transfer musim dingin ini.
Arsenal tampak lebih berhati-hati untuk mengeluarkan kocek guna mendaratkan pemain-pemain buruannya.
Sementara Chelsea berani royal untuk mendatangkan bintang incarannya.
Hal ini paling jelas terlihat ketika saga transfer Mykhaylo Mudryk berakhir, di mana The Blues sukses memenangkan persaingan melawan Arsenal dengan memboyong pemain asal Ukraina itu seharga Rp1.216 miliar.
Baca juga: Leandro Trossard Resmi ke Arsenal, Edu Gaspar Tegaskan The Gunners Punya Visi yang Jelas
Menanggapi kedatangan Mykhaylo Mudryk ke Chelsea, pelatih Brentford, Thomas Frank menganggap harga itu cukup gila.
"Melihat dari luar, saya pikir Mudryk adalah pemain yang sangat bagus, tapi 100 juta euro terlalu banyak untuk pemain yang [baru] menunjukkan tanda-tanda potensi besar," ungkap Frank dikutip dari Metro.
"Dia mungkin perlu menunjukkan kemampuannya sedikit lebih banyak, tapi mungkin itu hanya label harga akhir-akhir ini. Saya pikir itu gila."
"Mereka membelinya… lalu mereka membeli… tidak… oh, ada rumor tentang pemain PSV [Noni Madueke] juga."
"Saya pikir mereka memiliki cukup pemain sayap, itu masalah mereka!" ungkap pelatih berusia 49 tahun itu.
Frank berpikir bahwa adanya persaingan yang ketat dengan tim lain membuat suatu klub berani memberikan harga yang terlalu mahal untuk memperoleh pemain incarannya.
"Terkadang dalam perang penawaran, harga akan naik dan kemudian dalam beberapa kasus Anda akan membayar terlalu banyak," tuturnya.
Sejauh ini, dalam bursa transfer Januari, The Blues telah mendaratkan lima pemain baru.
Mereka adalah Joao Felix (pinjam), David Datro Fofana, Andrey Santos, Benoit Badiashile, dan Mykhaylo Mudryk.
Sekilas cara ini nampak masuk akal karena tim London Barat ini sedang mengalami badai cedera yang menyebabkan sembilan pemain mereka absen.
Kemudian kabarnya Todd Boelhy belum puas untuk mencari pemain baru.
Saat ini mereka tengah bernegosiasi dengan Brighton and Hove Albion soal harga Moises Caicedo.
Pembicaraan ini akan alot sebab The Seagulls tak ingin kehilangan pemain pentingnya di Januari ini dan apabila dilepas harganya akan cukup mahal.
Dengan berani mengucurkan dana yang tak sedikit, tentunya risiko yang akan dihadapi oleh Chelsea juga tak kalah besar.
Apalagi pemain yang mereka datangkan masih muda sehingga bisa jadi tak semuanya bisa langsung menunjukkan penampilan gemilang.
Para pemain tentu butuh waktu untuk beradaptasi guna mencapai performa puncak.
"Sepertinya pemain yang sangat, sangat mahal," sambung Frank.
"Dengan CV-nya, itu uang yang banyak, tapi mungkin itu akan bermanfaat dalam waktu dua tahun [mendatang]," tutur pelatih Brentford itu.
Berbeda dengan Chelsea, Arsenal tak ingin melakukan perang harga maupun membeli pemain di luar batas valuasi mereka.
Usai gagal mendapatkan Mudryk, The Gunners bergerak cepat dengan menjalankan rencana B.
Dua pemain didatangkan dengan harga yang tak terlalu mahal dan sesuai dengan kebutuhan tim untuk mengarungi sisa musim ini.
Leandro Trossard mendarat ke Stadion Emirates dengan mahar 21 juta pounds (Rp394 miliar) plus bonus 6 juta pounds (Rp112 miliar).
Kemudian Jakub Kiwior didatangkan dari Spezia dengan harga 20 juta euro (Rp326 miliar).
Trossard dapat menjadi opsi bagi lini depan Arsenal yang saat ini sedang tipis akibat cederanya Gabriel Jesus dan Reiss Nelson.
Sementara Kiwior yang bisa bermain sebagai bek dan gelandang bertahan dapat menjadi opsi untuk mengisi posisi Gabriel Magalhaes.
Pada akhirnya hanya waktu yang bisa menjawab strategi siapakah yang lebih tepat untuk meraih kejayaan di tanah Inggris.
(Tribunnews.com/Deni)