Sosok Yuli Sumpil, Pentolan Aremania yang Jadi Sorotan Terkait Logo Arema FC dan Tragedi Kanjuruhan
Yulis Sumpil dianggap lebih memperhatikan logo Arema FC yang rusak karena aksi ketidakpuasan pengusutan Tragedi Kanjuruhan ketimbang para korban
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Ketika Arema masih bermain di Stadion Gajayana, Aremania memiliki dua dirijen yaitu Yuli Sumpil dan El Kepet.
Menurut pendapat mayoritas Aremania, seseorang dipilih menjadi dirijen karena penampilannya yang menarik, ceria, dan nyentrik, dan lain-lain.
Pada saat itu, Yuli Sumpil memang memiliki penampilan khas dengan topi, syal, dan pernak-pernik Arema lainnya.
Selain itu, seorang dirijen juga harus bisa berkomunikasi dengan suporter lainnya dan mampu membangkitkan semangat suporter untuk terus bernyanyi mendukung tim kebanggaan di lapangan.
Kiprah Yuli Sumpil pun pernah didokumentasikan oleh sutradara Andibachtiar Yusuf dalam film dokumenter berjudul The Conductors.
"Cita-cita saya, pagar besi pembatas tribune dengan lapangan nanti tidak perlu ada lagi."
"Jadi kita menonton sepak bola dengan enak, tidak ada perkelahian, tidak ada suporter yang mengganggu pemain," kata Yuli Sumpil dalam suatu kesempatan.
Sebagai dirijen Aremania, Yuli Sumpil ikut mengantar kelompok suporter tersebut meraih penghargaan The Best Supporter pada Liga Indonesia musim 2000.
Dapat Hukuman Dilarang Masuk Stadion Seumur Hidup
Akan tetapi, Yuli Sumpil juga memiliki catatan negatif dalam perjalanannya sebagai suporter.
Pada 2018 lalu, ia dijatuhi sanksi larangan memasuki stadion di seluruh Indonesia seumur hidup akibat aksinya turun ke lapangan saat Arema FC menjamu Persebaya Surabaya.
Selain Yuli Sumpil, Aremania lainnya yaitu Fandy juga dijatuhi hukuman yang sama.
Sanksi itu keluar akibat Yuli Sumpil dan Fandy turun ke lapangan saat jeda pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada 6 Oktober 2018 lalu.
Sanksi tersebut kemudian resmi dicabut oleh PSSI melalui Surat Keputusan (SK) review implementasi keputusan Komite Disiplin (Komdis) 2018.