Profil Arif Putra Wicaksono, 16 Tahun di Bisnis Sepakbola, 2 Kali Maju Jadi Calon Ketua Umum PSSI
Berikut profil Arif Putra Wicaksono yang tetap pede maju mencalonkan diri menjadi PSSI 1 hingga jelang bergulirnya KLB PSSI pada Kamis (16/2/2023).
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Dwi Setiawan
Arif dulunya lebih dikenal sebagai seorang pecinta olahraga basket.
Namun kemudian dia tertarik untuk dengan dunia sepak bola karena optimis bisa membangun pasar sepak bola Indonesia menjadi besar.
Pada pencalonan 2019 lalu, Arif memiliki tiga program, yaitu Club Licensing, Fans Management, dan Video Assistant Referee (VAR).
Sayangnya ia belum berhasil menjadi Ketua Umum PSSI lantaran kalah suara dari Mochamad Iriawan atau Iwan Bule.
Namun usaha Arif untuk memperbaiki dunia sepakbola ternyata belum padam.
Pada 2023 ini ia maju lagi mencalonkan diri sebagai ketua PSSI.
Maju dalam bursa Calon Ketua Umum PSSI saat ini, Arif mengaku sudah memiliki solusi ampuh untuk mengembangkan sepakbola Indonesia.
Perhatian kepada suporter, klub hingga pemain menurutnya jadi cara yang tepat untuk memperbaiki sepakbola Indonesia.
“Menurut saya industri sepakbola ini ada potensi tapi belum terjamah semua, dan saya punya solusi untuk itu dan itu yang memotivasi saya untuk maju,” kata Arif dalam diskusi sepakbola Nasional di Myten Coffee, Senayan Park, Jakarta, Senin (13/2/2023).
“Pertama, pemberdayaan dengan adanya pemberdayaan suporter itu klub-klub akan sejahtera dari situ pemain juga sejahtera. Jadi untuk meraih prestasi juga gampang,” sambungnya.
Baca juga: Mau Tetap Dukung Timnas Meski Tak Lagi Jadi Ketum PSSI, Iwan Bule: Di Tribun Belakang Pun Tak Apa
Arif mengetahui guna menjalankan itu semua memang perlu biaya yang besar dan dirinya pun punya solusi untuk penanganan tersebut.
Ia telah berkecimpung di bisnis sepakbola selama 16 tahun dan menurutnya akar masalah di sepak bola Indonesia adalah pada daya beli.
Menurutnya, banyak brand/sponsor mengeluh bahwa sepak bola hanya besar animo namun tidak liquid.
Arif menegaskan bahwa industri sepak bola tidak akan bisa berkembang jika tanpa daya beli suporter.