Kronologi Ricuh di KLB PSSI Saat Pemilihan Wakil Ketua Umum: Diulang, Suara Voters Dimanipulasi
Sejumlah nama yang menjadi pilihan para voters, seperti Ratu Tisha dan Syauqi Soeratno disebutkan banyak yang hilang saat penghitungan di KLB PSSI
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Kronologi Ricuh di KLB PSSI Saat Pemilihan Wakil Ketua Umum, Harus Diulang, Suara Voters Dimanipulasi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dalam pemilihan Calon Wakil Ketua Umum diwarnai kericuhan.
Kericuhan dipicu aksi protes sejumlah pemilik suara (voters) yang menduga terjadi indikasi kecurangan.
Direktur Keuangan Persiba Balikpapan yang hadir sebagai voter, Togar Simanjuntak langsung keluar dari Ballroom dan menemui awak media.
Baca juga: Pemilihan Waketum PSSI Tegang dan Diulang, Amali Mengaku Tak Tahu, Nama Ratu Tisha Banyak Hilang?
Togar Simanjuntak menuturkan kronologi kericuhan pada KLB PSSI saat pemilihan Wakil Ketua Umum.
Togar mengatakan hasil penghitungan wakil ketua umum belum sah karena terindikasi adanya manipulasi suara.
Bahkan seusai pengumuman, para voter sempat ricuh dan menanyakan kepada Komite Pemilihan.
Sejumlah nama yang menjadi pilihan para voters, seperti Ratu Tisha dan Syauqi Soeratno disebutkan banyak yang hilang saat penghitungan.
"Banyak yang tulis nama Tisha hilang. Ada yang tulis Syauqi hilang, ada yang tulis nama Riyadh juga hilang. Usul dari teman-teman voter ganti KP tapi mantan Ketum Pak Iwan bilang hitung ulang jadi ini diselematkan oleh Pak Iwan. Kita dengarkan kewibawaan dia," kata Togar.
"Kami marahnya itu itu para Exco itu yang mengkhianati Ibul dan sekarang mau mengkhianati juga peserta kongres. itu yang buat kita marah," tegasnya.
Togar membeberkan suasana di dalam ballroom sangat ricuh karena para voter menanyakan suara yang hilang atau tak dihitung.
Dengan demikian, pemilihan wakil ketua umum PSSI 2023-2027 kembali diulang.
Sebelumnya diumumkan Menpora Zainudin Amali terpilih sebagai waketum PSSI (66 suara) bersama dengan Yunus Nusi dengan 63 suara.