Inter Milan Punya Rekor Buruk Saat Main Tandang, Bakal Sulit Tidur, Begini Kata Simone Inzaghi
Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi mengaku bakal sulit tidur menyusul kekalahan 2-1 dari Spezia dalam laga terakhir Serie A.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Di laga tersebut, Inter mendominasi penguasaan bola sampai 60 persen. Tuan rumah juga melepaskan 18 tendangan ke gawang, dengan hanya empat di antaranya yang akurat.
Namun serangan Inter kerap tertahan benteng pertahanan Porto. Sampai kemudian terjadi insiden ketika Oktavio dikartu merah di menit ke-78.
Keseimbangan tim dari Portugal ini pun mulai goyah ditinggal sang playmaker. Dan Lukaku, yang masuk di menit ke-58 menggantikan Edin Dzeko, melihat peluang tersebut.
Menit ke-86, "Big Rom" julukannya, memecah kebuntuan setelah sundulannya membentur tiang gawang, dan bola berbalik lagi ke arahnya yang dipungkaskan dengan kaki kiri.
Gol itu membuktikan bahwa Lukaku memang levelnya berada di Eropa.
Musim ini, di mana perjalanannya diwarnai dengan begitu banyak cedera, Lukaku hanya dua kali bermain untuk Inter di Liga Champions. Durasinya juga total hanya 39 menit.
Hebatnya, Lukaku mencetak dua gol dalam durasi terbatas itu.
Dikutip dari situs Inter, Liga Champions memang seperti paggung untuk Lukaku terutama saat berkiprah di Inter Milan.
Dia memiliki angka yang mentereng: delapan gol dalam 12 penampilan untuk Inter, dengan total satu gol setiap 111 menit.
Itu menjadi angka rata-rata terbaik dari para pemain Inter.
Pelatih Simone Inzaghi pun karenanya diyakini akan mengandalkan Lukaku dan kebiasaan baiknya di Eropa untuk leg kedua dini hari nanti.
Tahun lalu, langkah Inter terhenti pada babak 16 besar di tangan Liverpool.
Pastinya, La Beneamata tak ingin mengulangi kekalahan serupa.
Inzaghi ingin dicatat sebagai pelatih pertama yang mengantarkan kembali Inter setidaknya ke babak perempatfinal yang terakhir mereka rasakan musim 2010-11 lalu di era kejayaan Jose Mourinho.
Dan Inter ini punya tren unik di UCL.
Mereka telah memenangkan empat dari tujuh laga tandang di babak sistem gugur, dengan empat kemenangan itu semuanya lahir di leg kedua.
Tren baik itu diharapkan bisa diteruskan juga di Stadion Dragao dini hari nanti.
Sayangnya, saat ini performa mereka masih inkonsisten. Setelah mengalahkan Porto di leg pertama, Inter kemudian terjungkal di tangan Bologna 1-0, untuk bangkit lagi dengan menekuk Lecce 2-0.
Tak dinyana, di laga terakhir mereka kembali terpuruk di tangan Spezia 2-1.