Tanggapan Plt Menpora Muhadjir Effendy Soal Surat Penolakan Timnas Israel Tanding di Bali
Plt Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Muhadjir Effendy buka suara soal surat penolakan yang dilayangkan oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Muhammad Barir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Muhadjir Effendy buka suara soal surat penolakan yang dilayangkan oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster, terhadap Timnas Israel U-20.
Provinsi Bali memang menjadi satu di antara enam venue pertandingan untuk Piala Dunia U-20 2023 Indonesia, 20 Mei - 11 Juni mendatang.
Penolakan tersebut dilayangkan oleh Gubernur Bali melalui surat dengan nomor T.00.426/11470/SEKRET, yang ditujukan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga, Selasa (14/3/2023).
Gubernur Bali menolak kedatangan Timnas Israel U-20 itu dikarenakan perbedaan sudut pandang kebijakan politik Israel terhadap Palestina.
Merespons hal tersebut, Muhadjir Effendy, mengatakan dia telah berkomunikasi langsung dengan I Wayan Koster perihal hal itu.
Pria yang juga menjabat sebagai Menko PMK itu menyebut bahwa surat itu masih 'koma' dan belum 'titik'.
Dalam artian, surat tersebut masih bisa didiskusikan kembali.
"Ya saya sudah terima dan sudah kontak, komunikasi dengan Pak Gubernur (I Wayan Koster), dan sudah diskusi, ya kesimpulan saya ya, mudah-mudahan kesimpulan saya sama dengan pak gubernur. Surat itu masih koma, ya yang berarti belum titik," ujar Muhadjir Effendy saat ditemui usai pertemuan dengan KONI Pusat, di Senayan, Jakarta, Selasa (21/3/2023).
Muhadjir mengatakan, saat ini pemerintah Indonesia sedang mencari titik temu untuk polemik tersebut. Terlebih, dalam hal ini Indonesia mengajukan diri menjadi tuan rumah.
Hal tersebut tentu harus dipertanggungjawabkan guna memberikan kepercayaan yang diberikan oleh FIFA ke Indonesia.
"Pokoknya kan ini sudah merupakan kebijajkan pemerintah karena itu kita akan mencoba mencari titik temu, kita kan menjadi tuan rumah mengajukan, kita melamar, dan itu harus menjadi pertimbangan bahwa kita sangat menjunjung tinggi dan harus patuh terhadap konsititusi, iya," kata Muhadjir.
"Itu tidak bisa ditawar, karena itu UUD, dan letaknya di pembukaan, alinea pertama, dan itu bagian dari ruh kemerdekaan indonesia," tegasnya.
"Kalo itu kita hayati makna alinea itu sangat mendasar, dan kita tidak akan main-main dengan itu. Tetapi, ingat, kita menjadi bagian warga dunia yang sekarang mendapat kehormatan untuk menggelar sebuah event yang belum tentu kesempatan ini kita dapatkan 50 tahun mendatang," jelasnya.
Lebih lanjut, Muhadjir menegaskan bahwa pihaknya akan terus berkomunikasi dengan pemerintah daerah terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
Piala Dunia U-20 2023 Indonesia akan direncanakan berlangsung di enam venue pertandingan yaitu Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Kapten I Wayan Dipta (Bali).
"Pasti lah pasti, kan Pemda bagian dari Pemerintah Pusat. Gubernur kan sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat. Saya sudah berhubungan, sudah kontak beliau, sudah ada diskusi," pungkas Muhadjir.
Foto: Plt Menteri Pemuda dan Olahraga Muhadjir Effendy dan Ketua Umum KONI Pusat di Senayan, Jakarta, Selasa (21/3/2023) (Tribunnews/Alfarizy)