Sepuluh menit babak pertama berjalan, tempo permainan berlangsung sedang.

Thailand yang memegang kendali permainan bermain lebih sabar dalam membangun serangan dari bawah.

Build-up antar-pemain cukup rapi hingga bisa menembus pertahanan Malaysia, namun belum banyak percobaan ke arah gawang.

Setelah itu, penguasaan bola diambil alih Malaysia, dengan tipekal bermain yang sama, sabar dalam membangun serangan.

Variasi permainan anak asuh Elangowan Elavarasan juga dengan cara transisi untuk menemukan ruang mengeksploitasi pertahanan Thailand.

Setelah 15 menit pertama, Thailand mulai nyaman dan berani menekan, high press yang dilakukan Malaysia di awal babak pertama mengendor.

Pergerakan Channarong di sisi sayap kanan dikombinasikan dengan Teerasak dan Cakparong cukup menyulitkan pertahanan Malaysia.

Namun, lagi-lagi upaya di kotak penalti belum bisa melepaskan upaya tembakan ke gawang.

Peluang terbaik didapat Thailand pada menit 29 dari satu-dua sentuhan yang akhirnya mendarat di kaki Bukhari di dalam kotak penalti.

Tapi sayang, tembakan percobaan Bukhari bisa diblok pemain Malaysia.

Enam menit berselang, penyelesaian Achitpol hampir membuahkan hasil.

Berawal dari kolektivitas permainan tim, satu-dua sentuhan yang melibatkan hingga 6 pemain di garis pertahanan Malaysia.

Bola kemudian diterima Achitpol yang berada di sayap kiri dengan ruang tembak yang lega. Dia melewati satu pemain Malaysia sebelum lepaskan tembakan plesing ke gawang. Tapi bisa ditangkap kiper Malaysia, Sikh Izhan.

Sikh Izhan tampil menjanjikan sebagai pemain terakhir yang mengawal gawang Malaysia.