Catatan Man City ke Final: Kevin De Bruyne Bertengkar Hebat dengan Guardiola Saat Laga Berlangsung
Keduanya bahkan tampak adu mulut saat laga berlangsung. Guardiola berteriak marah ke sang pemain. Tak dinyana, Kevin De Bruyne balik berteriak
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Catatan Man City ke Final Liga Champions: Kevin De Bruyne Bertengkar Hebat dengan Guardiola
TRIBUNNEWS.COM - Tingginya tensi pertandingan membuat Kevin De Bruyne bertengkar hebat dengan Pep Guardiola saat Manchester City menang 4-0 atas Real Madrid di leg kedua semifinal Liga Champions, Kamis (18/5/2023) dini hari WIB.
Cekcok hebat antara Kevin de Bruyne dan Guardiola itu terjadi di lapangan.
Insiden berawal saat pemain Timnas Belgia itu kehilangan penguasaan bola di babak kedua. GUardioa meresponsnya secara keras dan tampak menyuruh sang pemain untuk pergi.
Manchester City memastikan diri lolos ke final Liga Champions setelah menggilas juara bertahan Real Madrid 4-0 di Etihad Stadium.
Pasukan Guardiola lolos secara meyakinkan dengan agregat 5-1 setelah menahan Real Madrid 1-1 di Santiago Bernabeu pada pertemuan pertama pekan lalu.
Meski terlhat menang mudah, skor pertandingan sejatinya tak menggambarkan kalau itu adalah laga yang gampang bagi skuad Man City.
Nyatanya, ketegangan melanda semua penggawa klub termasuk Kevin de Bruyne dan Guardiola.
Keduanya bahkan tampak adu mulut saat laga berlangsung.
Rekaman dari seorang penonton yang beredar di media sosial menunjukkan, cekcok KDB dan Guardioa bermula saat Kevin De Bruyne kehilangan bola.
Guardiola lantas berteriak marah ke sang pemain. Tak dinyana, Kevin De Bruyne balik berteriak ke Guardiola.
Dibentak balik oleh Kevin de Bruyne, Guardiola lalu menyuruh sag pemain untuk kembali ke pertandingan alih-alih meneruskan perseteruan.
Selepas laga, Guardiola mengakui kalau dia kesal karena Kevin De Bruyne kehilangan bola saat dia menyerang sendirian.
Guardiola mengaku tidak senang dengan pemain Belgia itu kehilangan penguasaan bola dengan menyerang sendiri.
"Pada skor 2-0 kami banyak terburu-buru. Tepat setelah jeda, [Ilkay] Gundogan kehilangan bola, Kevin melakukan tiga transisi yang tidak diperlukan dan kami banyak terburu-buru ketika kami harus melakukan yang sebaliknya," kata Pep Guardiola dilansir Daily Mail.
Hal yang dimaksud Guardiola adalah, saat Man City sudah unggul, dia ingin para pemainnya lebih lama memainkan bola, bukan terburu-buru yang malah berakibat kehilangan ball possession.
"Kami harus menenggelamkannya dan membelokkannya, menenggelamkan mereka dan membalikkannya. Tapi itu normal. Semakin dekat (akhir pertandingan), Anda terburu-buru, dan itu (bisa) membuat kami (membayar) lebih mahal, meskipun secara umum kami memiliki permainan yang luar biasa," kata Guardiola.
Guardiola Mengeluh Lawan Inter di Final
Manchester City akan menghadapi Inter Milan di final Liga Champions .
Akan bertemu Inter Milan di final Liga Champions 2022-2023, pelatih Manchester City, Pep Guardiola, langsung mengeluh pada komentar pertama soal sang calon lawan.
Pertandingan akan digelar pada 10 Juni mendatang di Stadion Olimpiade Ataturk, Istanbul.
Inter Milan sendiri lolos ke final setelah menyingkirkan rival sekotanya, AC Milan, di semifinal.
Tim besutan Simone Inzaghi dua kali menang dengan skor 2-0 dan 1-0 dalam dua pertemuan.
Manchester City pastinya akan menjadi unggulan pada laga final Liga Champions nanti.
Namun, Pep Guardiola malah langsung menyampaikan keluhan karena lawan yang akan dihadapi timnya adalah Inter Milan.
"Sebuah final melawan tim asal Italia bukanlah kemungkinan pertandingan terbaik," katanya dalam wawancara dengan BT Sport.
"Kami harus menyiapkan diri dalam hal mental tetapi tim akan memiliki waktu untuk melakukannya," ujar pelatih juara Liga Champions 2008-2009 dan 2010-2011 ini.
Tradisi dan tendensi tim asal Italia tampil dengan pertahanan kokoh dalam sebuah laga final boleh jadi menjadi hal yang paling dikhawatirkan Guardiola.
Yang menarik, dia sebetulnya punya rekor cukup meyakinkan saat berjumpa klub Italia.
Bersama Manchester City, Guardiola pernah mengalahkan Napoli (2-1, 4-2) di fase grup Liga Champions 2017-2018.
Dia juga tak terkalahkan dalam dua laga fase grup Liga Champions 2019-2020 melawan Atalanta (5-1, 1-1).
Ketika melatih Bayern Muenchen, Guardiola pernah mengatasi AS Roma (7-1, 2-0) di fase grup Liga Champions 2014-2015 serta Juventus (2-2, 4-2) di babak 16 besar musim 2015-2016.
Guardiola tercatat pernah pula menghadapi AC Milan semasa menangani Barcelona.
Mantan gelandang Barcelona ini hanya sekali mengalami kekalahan dalam 6 pertemuan.
Di musim 2011-2012, Barcelona bertemu AC Milan di fase grup Liga Champions dengan hasil 2-2 dan 3-2.
Baca juga: PSSI Lagi Kumpul Bukti, Indonesia Mau Adukan Thailand ke FIFA Soal Rusuh di Final SEA Games 2023
Kedua tim bertemu lagi di perempat final dengan Barcelona menang agregat 3-1 (0-0, 3-1).
Musim berikutnya, Barcelona kembali berjumpa AC Milan di babak 16 besar Liga Champions.
Barca sempat kalah 0-2 di leg pertama tetapi membalas 4-0 pada pertemuan kedua.
Pengalaman terburuk Guardiola sebagai pelatih saat menghadapi klub Italia memang terjadi ketika bertemu Inter Milan di musim 2009-2010.
Di fase grup Liga Champions 2009-2010, Barcelona tak terkalahkan dalam dua pertemuan dengan hasil 0-0 dan 2-0.
Tetapi ketika bertemu lagi di semifinal, Barcelona takluk dari Inter Milan yang kala itu dilatih Jose Mourinho.
Setelah kalah 1-3 di leg pertama, Barcelona hanya bisa menang 1-0 pada leg kedua sehingga tersingkir dengan agregat 2-3.
Inter Milan menjadi satu-satunya klub Liga Italia sejauh ini yang bisa menghentikan langkah tim asuhan Pep Guardiola dalam sebuah laga knock-out Liga Champions.
(oln/*SK/BolaSport)