Lawan Argentina Buka Jalan Talenta Timnas Indonesia ke Eropa, Mimpi Elkan Baggott Main di EPL
Penampilan Elkan Baggot mendapat perhatian dari media Inggris yang biasa memberitakan pemain-pemain muda potensial di dunia.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Pertandingan Timnas Indonesia vs Argentina dalam ajang FIFA Matchday, Senin (19/6/2023) tadi malam menyita banyak perhatian dunia.
Laga juara Piala Dunia 2022 menghadapi tim yang jauh di bawah ranking FIFA itu disiarkan puluhan platform berbagai belahan dunia.
Lawan Argentina seakan menjadi kesempatan emas, pengalaman berharga, dan jadi panggung menunjukkan kemampuan Timnas Indonesia di mata dunia.
Meskipun kalah dengan skor 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Timnas Indonesia tetap mendapatkan reaksi positif, terkhusus kepada pemain yang berjibaku di lapangan, tim pelatih dan tim official.
Tidak hanya negara tetangga, ASEAN seperti Malaysia saja, tetapi hingga ke Eropa, Inggris.
Baca juga: Elkan Baggott Termotivasi Main di EPL Usai Hadapi Julian Alvarez dan Alejandro Garnach
Satu di antara akun Instagram base sepak bola dari Inggris, Rissing Ballers yang termasuk membahas pemain Timnas Indonesia.
Rissing Ballers berbasis di Holborn, London, satu mereka sepak bola generasi Z yang terbesar di Inggris klaim mereka.
Mereka menjalin hubungan dengan pesepak bola di seluruh Inggris, menceritakan berbagai kisah menarik dan ekslusif pemain.
Lebih dari 100 pesepak bola pria dan wanita yang telah mereka bahas, dan diikuti oleh ratusan ribu penggemar secara online.
Rissing Ballers menyoroti pemain naturalisasi, Elkan Baggott.
Cara bertahannya menghalau serangan Argentina tadi malam dinilai cukup baik sehingga mampu mencuri perhatian lawannya, Sergio Romero.
Keduanya pun berakhir dengan tukaran jersey setelah peluit panjang dibunyikan.
"Elkan Baggott berusia 20 tahun dengan performa terbaik untuk Indonesia hari ini melawan Argentina," buka Rissing Ballers.
"Cristian Romero jelas menilai penampilan bertahannya. Bertukar baju setelah pertandingan berakhir," sambungnya.
Beberapa waktu terakhir, penampilan Elkan Baggott menjadi perhatian, tidak hanya saat membela logo Garuda di dada.
Tetapi juga saat bersama Ipswich Town dan Cheltenham saat menjalani masa peminjaman.
"Dia membuat heboh di akademi Ipswich selama beberapa tahun terakhir. Dan daia telah menjalani musim uang kuat dengan status pinjaman di Cheltenham," sambungnya.
Performa ini diyakini membuka jalan bagi talenta-talenta terbaik Indonesia untuk berkiprah di luar negeri, termasuk Eropa.
"Membuka jalan bagi bakat-bakat Indonesia di kancah Eropa. Senang melihatnya," tutup akun tersebut.
Shin Tae-yong menurunkan banyak pemain muda saat melawan Argentina. Ya, potong generasi adalah cara yang dilakukan oleh pelatih asal Korea Selatan itu saat membangun pondasi skuad Garuda sejak 2019 lalu.
Ernando Ari, Rizky Ridho, Elkan Baggott, Witan Sulaeman, Pratama Arhan, Rafael Struick, Ivar Jenner, hingga Marselino yang baru berusia 18 tahun sudah mendapatkan menit reguler di bawah asuhan Shin Tae-yong.
Rata-rata usia skuad Garuda saat menghadapi Argentina kemarin yakni 23 tahun.
Usai laga, Elkan Baggott berharap suastu saat nanti bisa bermain di kasta tertinggi sepak bola Inggris, English Premier League.
Dia kini menjalani musim bersama Ipswich Town yang bermain di EFL League One atau divisi ketiga Liga Inggris.
"Ya tentu saja (termotivasi bermain di Premier League," ucap Elkan Baggott.
"Target saya bisa bermain di Premier League suatu hari nanti. Itu memang mimpi saya," jelasnya.
(Tribunnews.com/Sina, Alfarizy AF)