Perangkat Pertandingan Terindikasi Curang Terancam Sanksi Seumur Hidup, Temuan Satgas Antimafia Bola
Temuan Satgas Antimafia Bola tersebut disampaikan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers bersama Ketua Umum PSSI.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COMJAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola menemukan indikasi adanya kecurangan yang dilakukan perangkat pertandingan di Liga Indonesia.
Temuan Satgas Antimafia Bola tersebut disampaikan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers bersama Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Gedung Rupatama Mabes Polri, pada Senin (26/6).
Sigit mengatakan temuan tersebut ditemukan Satgas Antimafia Bola usai dibentuk pada Maret 2023.
"Kita temukan, sekali lagi kita temukan adanya indikasi pelanggaran atau kecurangan yang dilakukan oleh perangkat pertandingan," ujar Listyo.
Namun Sigit tidak menjelaskan lebih lanjut ihwal kecurangan yang dimaksud.
Termasuk juga soal siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam kecurangan tersebut.
"Saya tidak perlu sebutkan perangkat pertandingan itu siapa. Namun, dalam waktu dekat, Satgas Antimafia bola melakukan pendalaman dan penyelidikan sesuai dengan data-data yang kami temukan," katanya.
Kapolri menegaskan apa yang dilakukan pihaknya ini adalah guna membantu agar kompetisi sepak bola Indonesia bersih dari pelaku pengatur skor sehingga akan muncul para pesepakbola berkualitas di kemudian hari.
Menurutnya Satgas Antimafia Bola terus bekerja. Tak hanya di Liga 1, Liga 2 dan liga 3 musim 2023/2024 juga tak luput dari pantauan Satgas Antimafia Bola.
Sigit berharap melalui pembentukan Satgas Antimafia Bola tersebut ke depannya tidak ada lagi ditemukan aksi-aksi pengaturan skor atau match fixing dalam kompetisi sepak bola.
"Sekali lagi ini komitmen Polri dengan membentuk Satgas Antimafia Bola ingin mengawal agar kompetisi liga baik 1,2,3 akan menghasilkan kompetisi yang fair, berkualitas dan menghasilkan atlet yang berprestasi dan siap maju di laga nasional maupun internasional," katanya.
Nantinya mereka yang benar-benar terbukti melakukan pelanggaran atau kecurangan pengaturan skor akan mendapatkan sanksi pidana dari pihak kepolisian.
"Jadi kalau bisa kami dapatkan kami akan proses dan tentunya kalau di Kepolisian prosesnya pasti pidana untuk di PSSI tentu punya proses tersendiri.
Jadi nanti data-data tersebut hasil dari kami juga akan kami laporkan ke PSSI untuk ditindaklanjuti,” jelasnya.
Sementara Ketum PSSI Erick Thohir menegaskan para pelaku pengaturan skor, siapapun itu, akan disanksi larangan berpartisipasi di sepakbola Indonesia seumur hidup.
"Kalau di PSSI kami sudah sepakat yang namanya pemain, pelatih, wasit, pemilik klub, pengurus PSSI termasuk saya, kalau ada main-main ya tidak boleh berkecimpung di dunia sepakbola seumur hidup," ujarnya.
”Kalau olahraga lain seperti bola basket bisa masa sepakbola nomor satu kalah sama basket.
Jadi kita harus memastikan bahwa kami komit kepada transformasi yang diharapkan oleh FIFA dan juga kesepakatan dari Bapak Presiden,” pungkasnya.(tribun network/jid/dod)