3 Pemain PSM Makassar Jadi Korban Rasisme, Liga 1 Terancam Berhenti Bergulir
Liga 1 yang baru berjalan sepekan bisa saja berhenti bergulir imbas dari tindakan rasisme yang ditujukan kepada 3 pemain PSM Makassar
Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Rampungnya jadwal Liga 1 pekan pertama nyatanya masih menyisakan perkara besar.
Hal itu merujuk pada aksi tak terpuji yang terjadi setelah pertandingan yang mempertemukan Persija Jakarta dan PSM Makassar (3/7/2023) lalu.
Dari sisi hasil, Persija Jakarta dan PSM Makassar bermain imbang 1-1.
Namun perkara besar yang tak terpuji justru datang dari luar lapangan.
Pasalnya ada 3 pemain PSM Makassar yang menjadi korban hinaan rasisme setelah laga itu rampung digelar.
Baca juga: Jadwal Liga 1 Pekan Kedua: Big Match Arema FC vs Persib Bandung, PSM Makassar Jumpa Dewa United
Ketiga pemain tersebut adalah Yuran Fernandes, Yance Sayuri dan Erwin Gutawa.
Pemain-pemain PSM tersbeut mendapatkan hinaan rasisme melalui komentar di akun media sosial.
Terkait hal tersebut, para pemain tak tinggal diam.
Mereka bersama APPI atau Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia bertekad melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh pihak APPI melalui media sosial Instagram mereka.
"Hari ini APPI telah berkomunikasi secara daring dengan 3 (tiga) Pemain PSM Makassar, dan ketiganya berkeinginan melanjutkan prosesnya ke ranah hukum," jelas CEO APPI, M. Hardika Aji.
"Kami akan memberikan pendampingan bantuan hukum," sambung mereka.
Penghentian Liga
Keputusan para pemain yang akan melanjutkan kasus ini ke ranah hukum memiliki beberapa konsekuensi.
APPI turut menyebutkan skenario yang bisa terjadi di Liga 1 dalam beberapa waktu ke depan.
Satu di antaranya adalah berhenti bergulirnya kompetisi kasta tertinggi Indonesia tersebut.
Menurut APPI, penghentian sementara Liga 1 bisa saja diambil sebagai bentuk dukungan kepada para pemain.
Efek yang ditimbulkan dari penghentian sementara kompetisi ini diharapkan bisa menjadi efek jera bagi semua pihak yang masih gemar melalukan tindakan rasis.
"PSSI dan PT LIB harus berani dan bertindak tegas dalam rangka memberikan perlindungan kepada para pemain jika mereka menjadi korban rasisme," ungkap pihak APPI.
"Bila perlu PSSI dan PT LIB menghentikan dulu sementara kompetisi sampai kasus rasisme ini tidak terjadi lagi menimpa pemain."
"Setiap orang tidak bisa memilih dilahirkan dari suku atau ras mana."
"Penghinaan terhadapnya berarti juga merupakan penghinaan terhadap Tuhan," tutur Jannes H. Silitonga selaku Head Legal APPI.
(Tribunnews.com/Guruh)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.