Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Victor Osimhen Bersyukur, dari Pedagang Asongan Saat Masa Kecil, Kini Jadi Pemain Termahal Afrika

Jalan hidup Victor Osimhen berubah drastis, dari anak-anak pedagang asongan di pinggir jalan, kini dia menjadi pesepak bola termahal dari Afrika.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Victor Osimhen Bersyukur, dari Pedagang Asongan Saat Masa Kecil, Kini Jadi Pemain Termahal Afrika
Tangkapan layar Instagram/Victor Osimhen
PEGANG TROFI- Victor Osimhen memegang trofi Serie A Italia saat Napoli jadi juara. Jalan hidup Victor Osimhen berubah drastis dari anak-anak penjual air minum kini dia menjadi pesepak bola dengan harga termahal dari Afrika. 

TRIBUNNEWS.COM- Jalan hidup Victor Osimhen berubah drastis, dari anak-anak pedagang asongan di pinggir jalan di Nigeria, kini dia telah menjadi pesepak bola dengan harga termahal dari Afrika.

Dulu, semasa kecil Osimhen menuturkan dia pernah mengalami masa-masa sulit sehingga memaksanya untuk menjadi pedagang asongan.

Namun kini, dia bernasib sebaliknya. Dia menjadi pemain asal Afrika dengan nilai transfer termahal. Napoli memasang harga untuk penjualannya sebesar Rp 3,3 Triliun.

"Ini seperti mimpi, impian semasa kecil saya saat tinggal di kawasan yang kumuh. Saya menginginkan untuk menjadi pemain profesional" kata Osimhen dalam wawancara yang diunggah di akun Facebook William Troost-Ekong.

"Saya sangat terispirasi oleh banyak legenda, seperti Drogba, Odion Ighali, Mikel Obi, dan lainnya"

"Dan saya merasa saya bisa untuk mencapai prestasi ini, ini adalah salah satu pencapaian terbesar saya dalam hidup. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan untuk itu".

Di mata rekan-rekannya di Nigeria, Victor Osimhen dikenal pemain yang suka bekerja keras.

BERITA TERKAIT

Dia berlatih keras karena dia ingin bermain, sehingga dia bisa berkembang sampai sejauh ini.

Padahal dulunya dia adalah anak-anak yang harus berjuang keras, menjadi pedagang asongan, menjual air di jalanan.

"Menjual air di jalanan itu cerita yang benar?" tanya William Troost-Ekong.

"Ya, itu benar" kata Victor Osimhen. "Banyak orang akrab dengan apa yang saya katakan. Karena mereka bisa terus melaju meski dalam situasi lebih buruk dari saya"

"Dan ketika saya tumbuh dewasa, tak ada yang menjanjikan. Apapun yang kamu ingin dapatkan, kamu harus bekerja keras"

"Jadi saya bekerja keras. Saya ingat waktu saya tumbuh, saya membersihkan selokan untuk menerima upah 20 Naira (Rp 400) di tanah air saya"

"Saya bekerja sebagai tukang bersih-bersih di lingkungan tetangga saya yang dekat dengan rumah saya. Mengambil air untuk mereka, untuk mendapatkan 80 Naira (Rp 1500). Dan saya senang melakukan semua itu," katanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas