Di Balik Alasan Klub Liga 2 Minta Subsidi Rp 2 M: Gaji Pemain Lokal Lebih Tinggi dari Pemain Asing
hadirnya pemain asing bukan alasan klub-klub Liga 2 meminta kenaikan subsidi sebesar Rp 2 Miliar. Pemain lokal justru bergaji lebih besar
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Cerita di Balik Alasan Klub Liga 2 Minta Subsidi Rp 2 M: Gaji Pemain Lokal Lebih Tinggi dari Pemain Asing
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Persiba Balikpapan, yang juga sebagai juru bicara Liga 2, Gede Widiade membeberkan hasil owner meeting Liga 2 yang berlangsung di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta pada Kamis (20/7/2023) lalu.
Dalam rapat tersebut, Gede Widiade menyebut ada tiga hal penting yang dibahas, yakni mengenai operasional kompetisi, pemain asing, dan subsidi.
Pembahasan mengenai operasional kompetisi dan pemain asing berjalan lancar, bahkan seluruh klub Liga 2 menyetujui penggunaan dua pemain asing di Liga 2.
Baca juga: Sempat Minta Rp 2 Miliar, Klub Liga 2 Dapat Dana Subsidi Rp 1,25 M: Tertinggi Sepanjang Sejarah
“Kalau mengenai operasional rekan-rekan sepakat bahwa yang mereka minta dalam kepastian jadwal, kepastian regulasi agar segera teman-teman bisa mempelajari dengan baik dan segera dapat mempersiapkan tim dengan baik,” kata Gede Widiade di kawasan Mampang, Jakarta, Jumat (21/7/2023).
Dia meluruskan sejumlah kabar miring yang menyebut para pemain asing Liga 2 memiliki gaji yang tinggi.
Kenyataannya, para pemain lokal punya gaji yang lebih besar dari pemain asing.
“Lalu untuk pemain asing, semua klub menyetujui bahwa pemain asing wajib di Liga 2. Kami juga sepakat bahwa isu yang mengatakan biaya pemain asing Liga 2 lebih mahal dari pemain lokal itu ternyata tidak mendasar karena hampir sebagian besar pemain-pemain lokal itu gajinya cukup tinggi dibanding pemain asing yang ada di bawah pemain lokal dengan level tersebut,” jelasnya.
Khusus pemain asing, eks-Bos Persija Jakarta itu juga menjelaskan hadirnya pemain asing bukan alasan klub-klub Liga 2 meminta kenaikan subsidi sebesar Rp 2 Miliar.
Permintaan subsidi sebanyak Rp 2 Miliar dipergunakan untuk pembiayaan akomodasi klub-klub saat tampil di kompetisi Liga 2 2023/2024.
“Jadi isu-isu yang mengatakan bahwa pemain asing lebih tinggi itu yang menyebabkan kita klub Liga 2 minta Rp 2 Miliar itu bukan ya. Jadi tolong masyarakat juga tahu, APPI juga tahu, suporter juga tahu yang mempertinggi itu biaya klub,” ungkap Gede Widiade.
Baca juga: Barcelona dan Real Madrid Konfirmasi Ikuti Turnamen IYC 2023 di Bali, Tanding Lawan Timnas U-17
Gede juga sangat heran dalam owner meeting Liga 2, PT LIB juga menjabarkan biaya produksi TV yang sangat tinggi, yakni Rp 18 Miliar,
Itu artinya subsidi dari TV sebesar Rp 20 Miliar untuk klub tinggal tersisa Rp 2 Miliar dan itu yang harus dibagikan kepada 28 klub Liga 2.
Tak hanya itu, broadcast TV yang dipakai juga sama dengan Liga 1, dan pastinya pertandingan-pertandingan Liga 2 bakal disiarkan di hari-hari seperti Senin dan Selasa yang menurutnya sangat sulit dijual ke sponsor.
“Kemudain TV-nya minta karena Liga 2, tidak mungkin prime time slotnya diatur di hari Senin, Selasa jam 3. Ketum (Erick Thohir) coba bayangkan kami tidak memperoleh uang dari tiket tetapi biaya panpel tetap, ini yang tidak pernah dipikirkan oleh rekan-rekan di LIB atau PSSI,” ujar Gede.
“Sekarang kami meminta kepada LIB selaku calon operator yang ditunjuk oleh PSSI minta Rp 2 M dengan pertimbangan-pertimbang tadi; biaya hidup sudah tinggi, biaya operasional sudah tinggi, jarak juga jauh. Mohon dipertimbangkan,” pungkasnya.