Media Amerika Soroti Selebrasi Sujud Syukur Timnas Maroko
Aksi penggawa Timnas Maroko terhadap korban gempa ditunjukkan melalui selebrasi gol para pemain setelah berhasil membobol gawang Burkina Faso
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Drajat Sugiri
Stefanie Dekker dari Al Jazeera yang melaporkan dari Desa Imi N’Tala, mengatakan situasinya mengerikan.
“Desa ini rata dengan tanah dan hancur. Bau kematian ada di mana-mana. Setidaknya masih ada 40 jenazah di bawah reruntuhan,” kata Dekker.
Menurutnya, material dari longsoran menghantam desa-desa ini mengakibatkan banyak keluarga terdampak.
“Seseorang menunjuk ke rumahnya. Ada sebuah pintu putih yang masih berdiri dan dia memberi tahu kami bahwa itu adalah pintu rumahnya.”
Pria itu kemudian menangis saat menceritakan bagaimana dia berlari keluar pintu dan banyak barang yang berjatuhan.
“Dia kehilangan putra dan istrinya. Ia menjerit karena melihat Abaya istrinya tertimbun reruntuhan. Sungguh memilukan,” tambahnya.
“Masalahnya adalah akses ke tempat-tempat tersebut. Ada jalan sempit dan berkelok-kelok. Masih banyak tempat yang belum bisa mereka jangkau.”
Sejauh ini, tim pencarian dan penyelamatan dari Qatar, Inggris, Spanyol dan Uni Emirat Arab telah berada di lapangan bersama tim darurat Maroko, militer dan pejabat lainnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Amerika Serikat juga telah mengirimkan tim ahli bencana dan keadaan darurat untuk membantu.
Penyebab Gempa Maroko Menurut Pakar
Sejauh ini, para ahli mengatakan gempa bumi yang mengguncang Maroko disebabkan oleh patahan terbalik, di mana tepi batuan di satu sisi patahan tergelincir ke bawah patahan lainnya. Hal ini terjadi di antara lempeng mikro Maroko dan Iberia, yang keduanya merupakan bagian dari lempeng Afrika yang lebih besar.
Paula Marques Figueiredo, seorang ahli geologi yang meneliti tektonik aktif dan neotektonik, mengatakan patahan tektonik terbalik terletak di utara Pegunungan Atlas dan pada satu titik menukik ke arahnya.
Saat terjadi gempa bumi, tepian gunung yang menghadap pegunungan bergeser satu sama lain, sehingga mendorong lereng gunung ke atas, yang merupakan akibat dari meningkatnya ketegangan antara lempeng Afrika dan Eurasia seiring berjalannya waktu.
(Tribunnews.com/Chrysnha)