Inggris Berharap pada Sosok Jude Bellingham untuk Menuntaskan Balas Dendam Terhadap Italia
Timnas Italia kembali ke Stadion Wembley untuk menghadapi tim Inggris di Kualifikasi Euro 2024.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM- Timnas Italia kembali ke Stadion Wembley untuk menghadapi tim Inggris di Kualifikasi Euro 2024.
Timnas Inggris kini telah berbeda, mereka telah diperkuat oleh Jude Bellingham sebagai salah satu striker terbaik dunia.
Jude Bellingham adalah pemain pengganti yang tidak dimainkan ketika Azzurri menghancurkan hati Timnas Inggris dua tahun lalu.
Saat Italia memenangkan adu penalti untuk memperpanjang penantian The Three Lions untuk meraih kejayaan di turnamen besar.
Bellingham yang saat ini berusia 20 tahun sekarang menjadi pusat rencana Gareth Southgate.
Saat Inggris berupaya memastikan lolos ke putaran final Euro 2024 dengan balas dendam atas tim Italia.
Bellingham mengumumkan dirinya di panggung internasional dengan serangkaian penampilan menarik di Piala Dunia tahun lalu.
Meskipun lebih banyak penderitaan di Qatar ketika mereka tersingkir di perempat final dari Prancis, sederet talenta menakutkan yang dimiliki Southgate menjadikan Inggris salah satu favorit untuk Euro tahun depan.
Bellingham menjadi daya tarik bintang setelah mencetak 10 gol dalam 10 pertandingan pertamanya untuk Real Madrid sejak kepindahan 103 juta euro ($112 juta) dari Borussia Dortmund.
Mantan gelandang Birmingham ini mendapat perbandingan dengan legenda Real Madrid, Alfredo di Stefano dan Zinedine Zidane karena awal cemerlangnya di ibu kota Spanyol.
Bek sayap Inggris Kieran Trippier paham betul betapa beratnya bermain di Real Madrid dibandingkan saat ia masih membela Atletico dan yakin Bellingham kini bisa menjadi pembeda dalam menghadirkan turnamen besar bagi negaranya.
"Dia bisa menjadi pembeda. Di usianya yang begitu muda, dengan kedewasaan, kualitas, dan agresi yang dimilikinya, dia menakutkan," kata Trippier dari Newcastle dikutip dari AFP.
“Ini sama sekali bukan kejutan, standar yang dia tetapkan di Madrid".
"Anda bisa melihat dia bermain dengan kebebasan dan para pemain di sekitarnya akan membuatnya menjadi lebih baik lagi. Hal yang menakutkan adalah dia baru berusia 20 tahun."
Bukayo Saka Telah Bangkit Kembali
Bellingham juga bukan satu-satunya senjata Inggris karena mereka bertujuan menaklukkan Eropa di Jerman tahun depan.
Bukayo Saka gagal mengeksekusi tendangan penalti yang menentukan di final Euro 2020 tetapi telah bangkit kembali.
Bukayo Saka telah memimpin kebangkitan Arsenal dan menjadi pemain yang tak terkalahkan di tingkat internasional.
Jack Grealish, Declan Rice, dan Harry Kane juga semuanya pindah klub dengan nilai lebih dari 100 juta euro selama dua tahun terakhir.
Grealish, Phil Foden, Kyle Walker dan John Stones adalah pemenang treble bersama Manchester City musim lalu,
sementara James Maddison telah berkembang sejak kepindahannya di musim panas ke Tottenham.
“Kami kalah di final Euro tapi yang paling penting adalah kami mengalami kemajuan dan melakukannya dengan sangat baik,” tambah Trippier.
"Kami punya gol dari berbagai penjuru lapangan. Jude, Maddison, Bukayo, Phil masih muda tapi semuanya bisa mengubah permainan di momen-momen tertentu."
Kane tetap menjadi sumber gol yang paling dapat diandalkan dan menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa negaranya saat Inggris menang di Italia untuk pertama kalinya sejak 1961 pada bulan Maret.
Hasil itu dan empat poin dari kemungkinan enam poin melawan Ukraina telah menempatkan pasukan Southgate di posisi terdepan untuk lolos.
Sebaliknya, Italia melanjutkan kesuksesan mereka di Euro dengan gagal lolos ke Piala Dunia kedua berturut-turut dan masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai Jerman.
Kekalahan di London akan membuat pasukan Luciano Spalletti memiliki poin yang sama dengan Ukraina dan menghadapi pertarungan menentukan dengan negara yang dilanda perang bulan depan untuk lolos.
Spalletti baru menjabat sejak Agustus setelah Roberto Mancini pergi untuk mengambil kekayaan yang ditawarkan sebagai bos Arab Saudi.
Peluang Italia untuk meraih kemenangan terkenal lainnya di Wembley tidak terbantu dengan dipulangkannya dua pemain mereka yang berbasis di Inggris karena skandal taruhan.
Sandro Tonali dari Newcastle dan Nicolo Zaniolo dari Aston Villa dibebaskan dari skuad setelah diselidiki oleh jaksa penuntut atas dugaan pelanggaran perjudian.