Biang Kerok Jebloknya Performa Timnas Thailand, Sang Dirtek Bandingkan dengan Nasionalisme Jepang
Tak bisa dipungkiri bahwa performa Timnas Thailand dalam beberapa waktu terakhir tampak mengalami penurunan.
Penulis: Dwi Setiawan
"Meskipun cedera, kamu tetap ingin pergi (membela tim nasional," jelasnya.
Berdasarkan pernyataan Direktur Teknik tersebut, jebloknya performa Thailand nyatanya salah satunya karena faktor dari pemainnya sendiri.
Beberapa pemain yang mendapatkan panggilan untuk membela timnas ternyata berani membelot ataupun menolak.
Hal itu jelas seperti menjadi aib tersendiri bagi Timnas Thailand yang dipandang sebagai kekuatan besar sepak bola wilayah Asia Tenggara.
Hal ini dikarenakan jikalau merujuk aturan FIFA, selama tim nasional memainkan laga internasional sesuai kalender FIFA.
Sang pemain seharusnya tidak boleh menolak panggilan tersebut kecuali karena alasan tertentu misal cedera.
Mulai Usangnya Generasi Emas Thailand
Tercatat ada beberapa pemain andalan Thailand yang kini sudah memasuki usia yang kurang produktif.
Nama pemain semacam Theerathon Bunmathan, Chanathip Songkrasin, Sarach Yooyen hingga Adisak Kraisorn yang menjadi bagian generasi emas sudah berkepala tiga.
Bahkan, Teerasil Dangda yang belum tergantikan posisinya sebagai bomber utama Thailand sudah menginjak usia 35 tahun.
Jika melihat nama-nama diatas, tak bisa dipungkiri bahwa merekalah yang membawa Thailand berjaya.
Baca juga: Waspadalah Shin Tae-yong, Timnas Indonesia Cuma Kelinci Percobaan Irak Menuju Piala Asia 2023
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, beberapa nama diatas menjadi kunci kejayaan Thailand merebut berbagai prestasi.
Misalnya, Thailand sukses menjadi negara yang mampu back to back menjuarai Piala AFF dalam dua edisi beruntun.
Momen itu terjadi tepatnya saat Thailand menjuarai Piala AFF edisi 2014 dan 2016.