Cole Palmer Rasakan Sensasi Aneh, Cetak Gol ke Gawang Mantan Timnya, Gol Penalti pada Menit 90+5
Tekanan sangat besar. Cuaca sangat buruk. Dan sang kiper, Ederson, adalah mantan rekan setim Cole Palmer yang sangat mengetahui jurus andalannya.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Cole Palmer Rasakan Sensasi Aneh, Cetak Gol Penalti ke Gawang Mantan Timnya, Penalti pada Menit 90+5
TRIBUNNEWS.COM- Tekanan sangat besar. Cuaca sangat buruk. Dan sang kiper, Ederson, adalah mantan rekan setim Cole Palmer yang sangat mengetahui jurus andalannya saat mengeksekusi penalti.
Seperti itulah situasi yang dihadapi Cole Palmer saat harus mengeksekusi penalti di menit 90+5 saat timnya, Chelsea tertinggal 3-4 dari Manchester City dalam pekan ke-12 di Stadion Stamford Bridge, London, Minggu (12/11) larut malam.
Dan Cole Palmer baru berusia 21 tahun. Dan dia tujuh bulan lalu masih berstatus pemain Manchester City, sebelum ditransfer senilai Rp 872 miliar.
Tapi semua potensi tekanan itu seperti tak berarti untuk Palmer. Dengan wajah dingin. Sungguh sangat dingin, dia menghampiri bola di titik penalti.
Menatap dulu ke arah Ederson. Mengambil ancang-ancang, dan dengan kaki kanannya dia menendang bola ke kiri atas gawang.
Kiper Ederson bergerak ke arah tepat, tapi bola terlalu tinggi untuk dijangkau. Gol! Duel seru di London itu pun berakhir imbang 4-4!
Ini cerita luar biasa dari sang gelandang. Palmer sampai akhir musim panas, adalah pemain City.
Dan kemudian, secara tiba-tiba, mereka menjualnya ke Chelsea, di mana dia dengan cepat membuktikan dirinya bukan hanya sebagai pemain terbaik klub London, namun juga seseorang yang dibicarakan oleh pelatih Inggris, Gareth Southgate. Jarang sekali ada pemain muda yang berkembang begitu pesat secara tiba-tiba.
Palmer, bagaimanapun juga, adalah salah satu pemain City. Seorang Mancunian. Dia telah berada di klub sejak berusia enam tahun.
Di sini, Palmer memainkan peran yang menarik dan terkadang sangat indah dalam apa yang mungkin merupakan permainan paling dikenang dalam karier mudanya.
Bagaimanapun, ini merupakan penampilan kesembilannya sebagai starter di Liga Primer: enam untuk Chelsea, dan tiga untuk City.
City seharusnya dapat memenangkan pertandingan - mereka memimpin tiga kali - namun hal tersebut tidak hanya menambah rasa keheranan. Hal tersebut juga menunjukkan betapa sengitnya daya saing di papan atas Liga Primer.
Laga akbar ini berlangsung seru sejak menit pertama. Kedua tim bermain dengan tensi tinggi. Sampai 10 menit pertama, Chelsea lebih banyak mengancam pertahanan Man City meski tidak menciptakan peluang bersih.
The Citizens unggul lebih dulu berkat gol penalti Erling Haaland di menit ke-25. Tapi Chelsea dengan cepat membalas lewat tandukan Thiago Silva empat menit kemudian.
Bahkan tuan rumah berbalik unggul setelah Raheem Sterling menjebol gawang mantan klubnya menit ke-37. Namun, gol Manuel Akanji menyeimbangkan permainan di pengujung babak pertama.