Kalah dalam Pemilihan Presiden di Liberia, Sikap Legenda AC Milan George Weah Tuai Pujian
Legenda AC Milan yang kini menjabat sebagai Presiden Liberia, George Weah kalah dalam pilpres di negaranya. George Weah telah memberikan selamat.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Legenda AC Milan yang kini menjabat sebagai Presiden Liberia, George Weah kalah dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) di negaranya.
Suara yang didapat Weah dengan lawannya sang oposisi, Joseph Boakai hanya terpaut sangat tipis dalam pemilihan putaran kedua.
BBC melaporkan, Weah mendapat 49,11 persen suara sedangkan Joseph Boakai memperoleh suara 50,89 persen dari hasil 99,58 persen TPS.
Sebelumnya pada pada putaran pertama yang digelar Oktober lalu, Weah menang dengan selisih 7 ribu suara.
Namun ia gagal mencapai ambang batas 50% yang diperlukan untuk meraih kemenangan langsung, sehingga dilakukan putaran kedua.
Weah telah mengambil sikap teladan saat perhitungan suara pilpres putaran kedua ini belum selesai sepenuhnya dan belum resmi dipublikasikan oleh pihak komisi pemilihan.
Baca juga: Alasan Timothy Weah Pilih Juventus Jadi Klub Pertamanya di Liga Italia, Singgung Nama sang Ayah
George Weah telah memberikan selamat dan mengakui kemenangan untuk lawannya, Joseph Boakai.
“Hasil yang diumumkan malam ini, meskipun belum final, menunjukkan bahwa Duta Besar Joseph N Boakai berada dalam kepemimpinan yang tidak dapat kita lewati. Oleh karena itu, beberapa menit yang lalu, saya berbicara dengan Presiden terpilih Joseph N Boakai untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya," kata Weah dalam pidatonya pada Jumat (17/11/2023), dikutip dari CNN.
“Ini adalah saatnya untuk bersikap anggun dalam kekalahan, saatnya untuk menempatkan negara kita di atas partai, dan patriotisme di atas kepentingan pribadi,” kata Weah.
Pengakuan kekalahan yang ditunjukkan Weah ini mendapat pujian dari berbagai pihak, tak terkecuali pembela hak asasi manusia Liberia, Hassan Bility.
"Ini adalah masa yang luar biasa di Liberia dan Afrika karena tindakan seperti ini sangat, sangat, sangat jarang dilakukan oleh presiden yang sedang menjabat," kata Hassan Bility, dikutip dari BBC.
Hassan Bility adalah direktur Proyek Keadilan dan Penelitian Global (GJRP), yang telah mendokumentasikan bukti kejahatan perang yang dilakukan selama dua perang saudara, yang diperkirakan menewaskan 250.000 orang.
Baginya, kelonggaran yang diberikan Weah pada putaran kedua – tiga hari sebelum hasil resmi diumumkan – bukan hanya tindakan seorang olahragawan hebat namun juga “tanda kenegarawanan dan perdamaian yang tinggi,” kata dia.
Baca juga: Presiden Liberia, George Weah Calonkan Diri untuk Masa Jabatan Kedua
Sementara itu, ajudan khusus Weah, Sekou Kalasco Jomanday, mengatakan langkah yang diambil presidennya bukanlah sebuah langkah yang mengejutkan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.