Maju Tatu Mundur Ajur, Juventus Pilih Dicoret dari Liga Italia atau Raup Cuan Belasan Triliun Rupiah
Bak pepatah jawa maju tatu mundur ajur, Juventus sama-sama mengalami kerugian, termasuk dicoret dari Liga Italia jika dukung European Super League.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Juventus tengah berada di persimpangan jalan untuk memilih, bertahan di Liga Italia musim depan atau mendapatkan untung Rp17 triliun.
Opsi ini dihadapkan kepada Juventus berkaitan dengan mega proyek European Super League (ESL) yang kembali dimunculkan oleh Barcelona dan Real Madrid.
Juventus menjadi klub Liga Italia yang belum menentukan pilihan perihal berpartisipasi tau tidak di kompetisi gagasan mantan presiden Bianconeri, Andrea Agnelli ini.
Baca juga: Skandal Negreira Penghalang Barca dan Real Madrid Raup Cuan Rp17 Triliun dari Proyek ESL
Diketahui, Barcelona dan Real Madrid menjadi dua tim paling gigih memperjuangkan nasib turnamen ESL yang penyelenggaraannya disokong oleh perusahaan A22.
Keuntungan yang mencapai Rp17 triliun dari anggota ESL menjadi iming-iming yang sulit untuk ditolak tim sekaliber Madrid dan Barca.
Faktanya, Juventus, juga bisa mendapatkan guyuran cuan tersebut jika mendukung proyek ESL bergulir tahun depan.
Tim-tim Serie A seperti Atalanta, Inter Milan hingga AS Roma sudah mengambil sikap, bahwa mereka tidak akan berpartisipasi.
Namun beda cerita dengan Juventus. Terbaru, klub sekota Torino ini dihadapkan dengan pilihan sulit.
Hal itu tak lepas dari keputusan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), yang membuat pernyataan yang berisi 'memaksa' klub Serie A tidak ambil bagian di European Super League.
Ada hukuman yang akan diterima tim Liga Italia jika mendukung proyek tersebut, yakni dicoret dari kompetisi domestik.
FIGC memberikan tenggat waktu kepada tim Liga Italia perihal keputusan soal persetujuan untuk tidak mendukung ESL. Paling lambat surat pernyataan itu disampaikan via email pada Juni 2024.
"Klub harus, selambat-lambatnya pada tenggat waktu 4 Juni 2024, memenuhi persyaratan berikut:
Menyetorkan aplikasi untuk masuk ke kampanye Serie A 2024/2025 melalui email bersertifikat, berisi permintaan untuk memberikan Lisensi Nasional dan komitmen untuk tidak untuk berpartisipasi dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh asosiasi swasta yang tidak diakui oleh FIFA, UEFA, dan FIGC," bunyi peryantaan FIGC, dikutip dari laman SempreInter.
Hal ini yang kemudian membuat Bianconeri ada di persimpangan jalan.