Pratama Arhan Segera Tinggalkan Liga Jepang, 3 Pemain Indonesia Baru Nyemplung ke Negeri Sakura
Pemain Timnas Indonesia, Pratama Arhan dikabarkan segera meninggalkan Liga Jepang, 3 pemain lainnya justru baru nyemplung
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Pemain Timnas Indonesia, Pratama Arhan dikabarkan segera meninggalkan Liga Jepang, 3 pemain lainnya justru baru nyemplung ke Negeri Sakura.
Diketahui Pratama Arhan akan meninggalkan Tokyo Verdy jika kontraknya habis akhir bulan Januari 2024 mendatang.
Rumor beredar suami Azizah Salsha tersebut akan hijrah ke Korea Selatan bergabung dengan Suwon FC.
Bukan hanya rumor, kepindahan Pratama Arhan ke Negeri Gingseng sudah terlihat sejak bulan Oktober 2023 lalu.
Pratama Arhan yang tak mendapatkan menit bermain di Tokyo Verdy memilih hengkang.
Ia bahkan sudah mengikuti akun Instagram Suwon FC.
Langkah Pratama Arhan meninggalkan Liga Jepang makin nyata setelah pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong yang membocorkan sendiri kabar tersebut.
"Sulit bagi Arhan untuk bermain di Tokyo Verdy."
"Namun dia akan pindah ke Suwon FC tahun depan, Suwon FC adalah lingkungan yang baik untuknya," terang Shin Tae-yong dikutip dari podcast Vivagor Indonesia.
Kepergian Pratama Arhan menambah deretan panjang pemain Indonesia yang tak bisa bertahan lama di Jepang.
Sebelumnya ada Ricky Yakobi (1988), Irfan Bachdim (2014), dan Stefano Lilipaly (2014).
Dari ketiga nama di atas, hanya Irfan Bachdim yang memiliki caps paling tinggi, yakni dengan 12 penampilan di Liga Jepang.
Baca juga: Pengamat Asing Khawatir Suwon FC Hanya Manfaatkan Ketenaran Pratama Arhan
Sementara Ricky Yakobi enam caps (menyumbang satu gol), Stefano Lilipaly sekali tampil (satu assist), dan terakhir Pratama Arhan hanya bermain empat kali dengan memberikan assist di Piala Kaisar.
Buntunya karier pemain Indonesia di Liga Jepang nampaknya tak membuat ciut nyali para pemain Indonesia putri.
Sebelumnya Zahra Muzdalifah terlebih dulu merumput di Liga Jepang.
Zahra resmi bergabung dengan klub Cerezo Osaka Yanmas Ladies pada Juli 2023 lalu.
Kini ada tiga pemain Indonesia putri yang akan ikutan nyemplung di Liga Jepang.
Tiga pemain tersebut adalah Helsya Maeisyaroh (18/Cmf), Sheva Imut (19/Amf), dan Shafira Ika (20/Rb,Cb).
Ketiganya sama-sama direkrut klub yang sama, FC Ryuku Ladies.
Kepastian tersebut juga diunggah sang agen @ryangozali pada Minggu (7/1/2023).
Ia mengunggah momen Helsya Maeisyaroh menandatangani kontrak dengan FC Ryuku Ladies.
Sedangkan Sheva Imut dan Shafira Ika terlihat bersama-sama berangkat menuju Jepang.
"Trying new things is the best way to grow," tulis @shafiraikaputri13.
FC Ryuku Ladies merupakan tim baru yang dibentuk pada 2024.
Ketiga pemain asal Indonesia tersebut kemungkinan besar akan bermain dari level terbawah Jepang yakni level regional Kyushu-Okinawa (kasta keempat).
Trend pemain sepakbola putri memilih abroad merupakan dampak dari tiadanya kompetisi putri Tanah Air.
Hal tersebut sempat diungkapkan Zahra melalui sesi wawancara bersama media lokal Jepang.
Pemain berusia 21 tahun tersebut berharap rekan-rekan sejawatnya mau berjuang mengikuti langkahnya agar abroad ke luar negeri.
"Tidak ada kompetisi di Negaraku (Indonesia).
Bagaimana saya bisa meningkatkan keterampilan saya tanpa liga?
Tidak ada kompetisi, hanya berlatih dengan pemain pria
Itulah sebabnya saya ingin pergi ke luar negeri," terang Zahra dikutip dari Saluran YouTube WE Official.
Sebelum ke Jepang, Zahra sempat singgah di kasta kelima Liga Inggris.
Sang agen baru menawarkan untuk bergabung dengan Cerezo Osaka.
"Saya bermain sepak bola di kasta kelima Liga Inggris selama empat bulan sebelum datang ke Jepang
Saya mendapatkan banyak pengalaman dari tim dan staf dalam 4 bulan tersebut
Kemudian, agen memberiku kesempatan untuk pergi ke Jepang
Mereka bilang 'Cerezo Osaka ingin bertemu denganmu'dari Jepang.
Saya langsung 'Tentu saja! kenapa tidak, Jepang luar biasa' jawabku waktu itu," terangnya lagi.
Zahra senang bisa menjadi pemain wanita pertama yang abroad di Jepang.
Namun harapan ke depannya, akan ada banyak pemain lain yang bernasib seperti dirinya.
"Padahal di Indonesia belum ada liga wanita, aku ingin kalian terus mencoba karena itu yang aku lakukan. Aku suka membuat sejarah untuk diri saya sendiri dan negara saya."
"dan saya juga suka memberikan motivasi kepada orang lain, pada diriku sendiri. Jadi aku ingin mengubah sesuatu,"
"Saya ingin mengubah sesuatu menjadi lebih baik, inilah alasanku mengapa memilih berkarier di luar negeri,"
Zahra mengaku ingin sekali menjadi pintu masuk bagi masyarakat Indonesia untuk bisa bermain di luar negeri juga.
"Saya yakin sebenarnya banyak orang yang berkesempatan bermain di luar negeri, menurutku mereka hanya takut," ucap Zahra.
Menurut Zahra, para pemain yang memiliki kemampuan masih takut untuk memulai abroad.
"Mereka hanya takut dan ingin berada di zona nyaman. Jadi biarkan aku jadi yang pertama dan aku ingin menunjukkan bahwa keluar dari zona nyaman bukanlah hal yang buruk,"
"Di awal? memang sulit tapi dimana ada kemauan di situ ada jalan. Apa yang kamu inginkan, lakukanlah! Itu saja," tegas Zahra.
Perjuangan Zahra sampai di titik sekarang sangatlah berat.
Zahra mengaku bukan hanya tidak ada kompetisi, namun akademi sepak bola muda juga khusus untuk putra.
Tidak ada akademi putri di Indonesia yang membuatnya terpaksa bermain dengan tim putra.
terakhir, Zahra mengaku akan pelan-pelan menjelajahi karier profesionalnya. Terlebih dengan tak adanya pengalaman kompetisi di negeri sendiri.
"Berasal dari negara yang tidak memiliki liga wanita tentu tidak mudah, ini akan menjadi sulit namun saya akan berusaha untuk tampil dan mendapatkan banyak menit bermain di WE League."
"Kedua jika bisa saya berharap bisa finish di tiga besar klasemen WE League," pungkas Zahra.
(Tribunnews.com/ Siti N)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.