Daniele de Rossi! Rasakan Emosi Luar Biasa Setelah Jadi Pelatih AS Roma Pengganti Jose Mourinho
DANIELE de Rossi merasakan emosi yang luar biasa setelah ditunjuk sebagai pelatih AS Roma ganti Jose Mourinho. Mantan gelandang Roma jadi Manajer.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Selamat Datang di Rumah, Daniele de Rossi! Rasakan Emosi Luar Biasa Setelah Jadi Pelatih AS Roma
TRIBUNNEWS.COM- DANIELE de Rossi merasakan emosi yang luar biasa setelah ditunjuk sebagai pelatih AS Roma menggantikan Jose Mourinho. Mantan gelandang Roma ini menjadi manajer teknis tim utama hingga 30 Juni 2024.
Mourinho dipecat gara-gara hasil buruk yang dituai tim musim ini. Klub ibu kota itu tertahan di peringkat kesembilan klasemen dengan 29 poin atau terpaut 22 poin dari Inter Milan yang menempati puncak klasemen. Mereka juga terpaut lima poin dari Fiorentina di peringkat sempat Serie A. Mou tampak sangat emosional dan terlihat menangis ketika meninggalkan markas Roma setelah resmi dipecat AS Roma pada Selasa (16/1).
Setelah 18 tahun menjadi pemain Roma, De Rossi akan kembali berperan sebagai pelatih dan akan melakukan debutnya di bench dalam duel kontra Verona di Stadion Olimpico, akhir pekan ini.
Masalahnya, kualitas kepelatihan De Rossi masih belum teruji. Berusia 40 tahun, mantan gelandang bertahan ini gantung sepatu dalam usia 36 tahun dengan Boca Juniors jadi klun terakhirnya.
Dua tahun kemudian, dia menukangi SPAL yang berkiprah di divisi tiga Italia. Rekor di SPAL terbilang buruk, di mana dia hanya mendapatkan prosentase kemenangan 17,65 persen. Dari 17 laga, SPAL hanya menang tiga kali, seri enam kali, dan kalah delapan kali. Dia hanya bertahan setahun di sana, dan putus kontrak pada 14 Februari 2023.
Baca juga: AS Roma Era Jose Mourinho Tinggalkan Tinta Emas, Tifosi Giallorossi Terbukti Makin Loyal
Menganggur setahun, De Rossi pun tiba-tiba mendapatkan hadiah dari langit berupa ditunjuk jadi manajer AS Roma. Keterikatan yang kuat dengan Gialorossi sepertinya jadi salah satu pertimbangan utama manajemen menunjuknya.
“Kami senang bisa menyerahkan tanggung jawab teknis AS Roma kepada Daniele De Rossi, karena kami percaya bahwa kepemimpinan dan ambisi yang selalu menjadi ciri khasnya dapat menjadi penentu dalam mengejar tujuan tim hingga akhir. musim ini,” kata pemilik AS Roma, Dan dan Ryan Friedkin.
“Kami mengetahui ikatan tak terpisahkan yang menyatukan Daniele dengan klub, namun antusiasme yang ia miliki untuk segera menerima tantangan ini selama beberapa bulan mendatang semakin meyakinkan kami akan kemampuannya. Selamat datang di rumah, Daniele," ujar Fridekin.
De Rossi sendiri menyebut penunjukan itu seperti sebuah mimpi indah. "Saya merasa sangat emosional. Sulit dilukiskan. Semua orang tahu apa arti Roma bagi saya. Kami tidak punya waktu, tidak ada pilihan: menjadi kompetitif, memperjuangkan tujuan kami dan berusaha mencapainya adalah satu-satunya prioritas yang saya dan para staf," katanya.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga Friedkin karena telah mempercayakan saya tanggung jawab kepemimpinan teknis Roma: bagi saya, saya tidak tahu jalan lain selain penerapan, pengorbanan sehari-hari dan kebutuhan untuk memberikan semua yang saya miliki untuk menghadapinya. tantangan yang kita hadapi sedang menunggu antara sekarang dan akhir musim," kata De Rossi.
De Rossi memainkan 616 pertandingan untuk Roma, menjadi kapten dan mencetak 63 gol di semua kompetisi. Dia adalah pemain dengan penampilan terbanyak kedua dalam sejarah klub.
Bersama Giallorossi ia dua kali memenangi Piala Italia, pada 2007 dan 2008, serta Piala Super Italia pada 2007. Selain perjalanan luar biasa bersama Roma, De Rossi punya karier cemerlang di timnas. Ia merupakan pemain keempat dalam hal penampilan untuk Italia, dengan 117 pertandingan.
Dia mengambil bagian dalam delapan turnamen internasional besar, memenangkan Piala Dunia 2006 bersama rekan setimnya Francesco Totti dan Simone Perrotta.
Setelah pensiun dari bermain sepak bola, De Rossi menjadi bagian dari staf kepelatihan Italia di Kejuaraan Eropa yang dimainkan pada tahun 2021 dan berakhir dengan kemenangan Azzurri di Wembley pada 11 Juli, sebelum pengalamannya sebagai pelatih Spal musim lalu. (Tribunnews/den)