Timnas Indonesia vs Jepang, Erick Thohir Ingatkan Garuda akan Patriotisme Saat Zaman Penjajahan
 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Timnas Indonesia bersiap menghadapi Jepang pada laga pamungkas grup D Piala Asia 2024 di Stadion Al Thumama, Qatar, Rabu (24/1/2024).

Laga tersebut menjadi pertandingan penting bagi kedua tim untuk bisa melaju ke babak 16 besar.

Pasalnya baik Jepang maupun Indonesia baru mengemas tiga poin dari dua laga yang telah mereka lakoni.

Baca juga: Fakta-Fakta Ciamik Kemenangan Timnas Indonesia atas Vietnam, Shin Tae-yong Hapus Rekor Buruk

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir ingin skuad Garuda bisa kembali meraih kemenangan saat menghadapi Jepang, meskipun ia sadar melawan Jepang yang banyak dihuni pemain berkualitas tidaklah mudah.

“Tentu sekarang bagaimana poin tiga ini bisa kita tambah untuk supaya menggaransi slot ke 16 besar. Tidak mudah, karena Jepang ini ranking 17, kita kemarin ini sepertinya sudah lebih bagus 142,” kata Erick usai konferensi pers PSSI X Erigo di FX Sudirman, Senayan, Jakarta, Senin (22/1/2024).

“Tetapi gini, saya tidak mau statement saya, ya kalau memang bawa Merah Putih, ya harus memberikan semuanya, ya kalau loyo tidak usah pulang saja,” sambungnya.

“Jepang ini 16 kali bertanding, baru kemarin kalah yang sama Irak dan tidak diduga-duga. Jadi sekecil apapun kesempatan, kita harus tetap gunakan,” tegas Erick.

Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut berharap para pemain Timnas Indonesia punya daya juang tinggi saat menghadapi Jepang.

Bahkan Erick turut menceritakan semangat perjuangan Indonesia saat mengusir penjajah baik Belanda maupun Jepang.

Hal itu pun bakal ia sampaikan kepada tim besutan Shin Tae-yong saat tiba di Qatar. 

Seperti diketahui, Erick Thohir malam ini akan bertolak ke Qatar guna menyaksikan pertandingan Jepang vs Indonesia.

“Kita ada peristiwa dulu, ketika kita masih di bawah Belanda, kita dikurung, tapi masih ada, kalau inget kita dulu ada kadet, ada sekelompok pemuda Indonesia yang menerbangkan pesawat dan bisa mengebom kembali ke Belanda,” cerita Erick.

“Ada nilai patriotisme yang terjadi saat itu, dengan segala keminiman, pesawat-pesawat latih, dan bomnya juga masih pakai tangan dan dianggap tidak bisa pulang karena tak ada radar dan tapi ternyata tidak ada apa-apa,”

“Saya melihat anak-anak muda Indonesia yang ada di lapangan saat ini, saya berharap sekecil apapun, bukan tidak mungkin,” pungkasnya.