Persebaya Kecam Aksi Wahyudi Hamisi ke Bruno Moreira, Kirim Surat ke PSSI untuk Protes
Persebaya Surabaya mengecam aksi brutal yang dilakukan oleh gelandang PSS Sleman kepada Bruno Moreira.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Whiesa Daniswara
Kala itu sebuah tekel yang dilakukan Hamisi membuat penyerang Persebaya, Robertino Pugliara mengalami patah tulang fibula.
Pemain PSS Sleman itu juga hanya diberikan kartu kuning atas pelanggaran tekel dari belakang yang cukup brutal itu.
"Pada 13 Oktober 2018, tulang fibula kaki Robertino Pugliara patah di Stadion Gelora Bung Tomo. Penyebabnya tekel dengan dua kaki dari belakang yang dilakukan Wahyudi Hamisi. Tekel itu begitu kejam dan mematikan. Sejak saat itu tamatlah karir sepak bola Pugliara," tulis Persebaya dalam unggahan di Instagram klub.
"Kemarin, 3 Maret 2024, keberutalan Hamisi terulang. Korbannya kini adalah Bruno Moreira. Di saat Bruno sedang tersungkur kesakitan, setelah kakinya ditendang dari belakang oleh bek lawan, bola menggelinding ke arah kepalanya, tanpa ampun Hamisi menghajar kepala Bruno dengan pul sepatunya."
"Persebaya menilai betapa membahayakan perbuatan Hamisi itu. Tindakan menendang bagian belakang kepala bisa menyebabkan traumatic brain injury, mengakibatkan cacat bahkan kematian."
"Anehnya untuk perbuatan barbar seperti itu, wasit Ginanjar Rahman Latief hanya memberikan kartu kuning ke Hamisi. Sama seperti kejadian 13 Oktober 2018, Hamisi sangat jelas dan layak untuk diberikan kartu merah, namun hanya diberi kartu kuning. Padahal, jelas dalam Kode Disiplin PSSI, maupun Law 12 dalam Laws of The Game, violent conduct seperti itu hukumannya adalah kartu merah langsung," tulis Bajul Ijo.
Baca juga: Sorotan Liga 1: Bruno Moreira Berontak, Kontroversi Aksi Berbahaya Wahyudi Hamisi Viral
Lebih lanjut, Persebaya akan mengirim surat resmi kepada PSSI sebagai bentuk protes atas aksi-aksi yang dilakukan oleh Wahyudi Hamisi.
"Persebaya hari ini akan mengirimkan surat dan bukti-bukti ke PSSI terkait perilaku barbar Hamisi."
"Sepanjang pertandingan kemarin dia banyak melakukan tindakan yang harusnya mendapatkan kartu merah maupun kuning, namun wasit Ginanjar abai."
"Sepak bola olahraga keras, tanpa pemain barbar pun, risiko terburuk yaitu kematian selalu mengintai. Risiko itu akan berlipat ketika ada pemain seperti Hamisi. Padahal, seperti pesan Presiden RI @jokowi maupun Ketum PSSI @erickthohir, kita harus selalu ingat, sepak bola adalah hiburan, sportivitas. Bukan bencana atau kematian," jelasnya.
(Tribunnews.com/Tio)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.