TRIBUNNEWS.COM - Arsenal mendapatkan kesempatan keduanya untuk merekrut penyerang sayap Barcelona, Raphinha.

The Gunners telah ingin memboyong Raphinha pada 2022 silam dari Leeds United.

Sayangnya rencana Arsenal kala itu gagal, Raphinha lebih memilih Barcelona yang menjadi klub impinannya.

Pada Januari tahun lalu, Arsenal juga sempat dikabarkan ingin merekrut Rapinha, namun mereka terkendala harga tinggi yang dipatok Barca.

Kala itu Blaugrana meminta harga 100 juta euro untuk pemain berpostur 1,76 meter itu.

Tampaknya keinginan Arsenal yang belum sempat terwujud itu bisa terealiasi pada musim panas nanti.

Barcelona memasukan Raphinha ke bursa transfer musim panas mendatang.

Selama di Barcelona, penampilan Raphinha sebenarnya tak begitu buruk.

Baca juga: Liga Spanyol - Keinginan Sulit Deco yang Ingin Barcelona CLBK dengan Luis Enrique

Di musim ini, pemain 27 tahun itu telah mencetak lima gol dan memberikan delapan assist dalam 24 penampilan.

Alasan Barca mau melego penyerang asal Brasil adalah tak lain karena mereka ingin menyeimbangkan neraca keuangan klub.

Disisi lain, saat ini Barca juga memiliki pemain sensasional berusia 16 tahun Lamine Yamal yang turut menjadi alasan lainnya.

Kesulitan finansial pihak Barcelona masih menjadi bahan pemanfaatan klub eropa.

Dilansir di Sport, Barcelona harus menghasilkan jumlah yang cukup besar melalui penjualan pemain sebelum 30 Juni.

Media Marca menambahkan pendapat mereka, mengklaim angka yang harus dikumpulkan Barcelona adalah €85 juta (Rp 1,4 triliun).

Baca juga: Barcelona Pasang Harga Tinggi untuk Raphinha di Tengah Ketertarikan Arsenal untuk Memboyongnya

Barcelona sangat menghindari menjual pemain muda mereka seperti seperti Alejandro Balde, Gavi, pedri dan Lamine Yamal.

Mereka juga sangat ingin mempertahankan pemain bintang yang sudah mapan Ronald Araujo dan Frenkie de Jong.

Barcelona akan berusaha untuk mendapatkan kembali setidaknya £55 juta (Rp 1,9 triliun) yang mereka bayarkan untuk Raphinha.

Namun, fakta bahwa mereka membutuhkan penjualan cepat untuk menghindari pelanggaran Financial Fair Play membuat Arsenal lebih unggul dalam negosiasi apa pun.

(Tribunnews.com/Pradipta Aji Surya Pratama)