Penjelasan Mengapa Lemparan Pratama Arhan Jadi Senjata Paling Mematikan, Ada Dua Hal, Kata Pundit AS
Lemparan Pratama Arhan dalam kemenangan Timnas Indonesia 1-0 atas Vietnam dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 (21/3/2024) lalu menjadi sorotan.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Muhammad Barir
Penjelasan Mengapa Lemparan Pratama Arhan Jadi Senjata Paling Mematikan, Ada Dua Hal, Kata Pundit AS
TRIBUNNEWS.COM- Lemparan Pratama Arhan dalam kemenangan Timnas Indonesia 1-0 atas Vietnam dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 (21/3/2024) lalu menjadi sorotan internasional. Beberapa menyebut, lemparan Arhan menjadi salah satu senjata mematikan tim Garuda.
Dalam laga di SUGBK, Jakarta, Kamis (21/3) itu, satu-satunya gol tim Merah Putih terciptaoleh Egy Maulana Vikri setelah memanfaatkan lemparan ke dalam Pratama Arhan.
Ya, lemparan ke dalam bek kiri Timnas Indonesia tersebut memang sudah dikenal mematikan. Sebelum gawang Vietnam, gawang Jepang juga sempat menjadi korban "throw in" Pratama Arhan pada ajang bergengsi Piala Asia 2023 di Qatar.
Kini serangan lemparan ke dalam sudah menjadi ciri khas serangan mematikan Timnas Indonesia. Bahkan lemparan ke dalam Arhan sudah menjadi sorotan internasional.
Analis sepakbola asal Washington DC, Ben Griffis bahkan menyebut trow in Arhan adalah senjata paling berbahaya di dunia.
"Lemparan jauh Pratama Arhan (Indonesia) sangat berbahaya. Pasti menjadi salah satu lemparan paling berbahaya di dunia. Gol tersebut menjadi satu-satunya gol di laga Indonesia 1-0 Vietnam#TimnasIndonesia," tulis @BeGriffis pada akun X pribadinya.
Cuitan tersebut mendapat respons dari pundit sepak bola asal Singapura, Rhysh Roshan Rai. Rhysh menjelaskan mengapa lemparan Pratama Arhan bisa dengan mudah menciptakan sebuah gol.
Menurut Rhysh, ada dua hal yang perlu diperhatikan kala Arhan melakukan lemparan jarah jauh ke arah kotak penalti. Jika lawan mendapatkan sentuhan pertama, timnas Indonesia justru mendapatkan peluang kedua.
Terlebih jika lawan kalah jumlah pemain.
"Seseorang meminta saya melihat gol dari perspektif Vietnam. Tentunya jika Vietnam tidak memenangkan bola pertama dalam situasi ini, akan terjadi lebih banyak kekacauan," tulisnya.
"Tetapi, jika mereka mendapatkan bola pertama, Timnas Indonesia masih unggul banyak pemain di kotak penalti di mana siapapun siap menerima bola. Harus dipertanyakan apa peran para pemain (tiga pemain di dekat garis kotak terluar penalti) tersebut. Tidak membantu apapun. Tidak menandai apapun, tidak dalam posisi menekan," tulis Rhysh.
"Mungkin mereka berharap untuk clearance bola kedua? Bisakah satu atau dua diturunkan lebih dalam untuk mencegah barisan terakhir? Lalu kamu punya ini. Lima merah melawan tiga putih. Banyak pemain cadangan di dalam kotak tetapi tidak dalam posisi membantu bertahan," tulisnya lagi.
"Bola mengarah kemana-mana. Bek panik saat melakukan sapuan dan jatuh ke kaki Egy yang mampu menempatkan bola dengan cerdas. Bagaimana pendapat kalian tentang gol ini?" tutup Rhysh dalam utas yang ia tulis.