Musim Penuh Mimpi Bayer Leverkusen Usai Taklukkan Kaiserslautern di Piala Jerman, Raih Trofi Kedua
RIBUAN pendukung Bayer Leverkusen ramai-ramai menyenandungkan chant alias nyanyian, "Xavi Alonso, Xabi Alonso," saat sang pelatih mengangkat trofi.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Musim Penuh Mimpi Bayer Leverkusen Usai Taklukkan Kaiserslautern di Piala Jerman, Raih Trofi Kedua
TRIBUNNEWS.COM- RIBUAN pendukung Bayer Leverkusen ramai-ramai menyenandungkan chant alias nyanyian, "Xavi Alonso, Xabi Alonso," saat sang pelatih mengangkat trofi DFB Pokal.
Leverkusen meraih trofi keduanya musim ini setelah mengalahkan klub divisi dua, Kaiserslautern 1-0 dalam final di Stadion Olimpiade Berlin, Minggu (26/5) dini hari.
Musim penuh pertama Alonso menangani tim di level teratas ini berakhir dengan fenomenal. Dia membawa Leverkusen meraih gelar juara Bundesliga, dan mengangkat trofi Piala Jerman DFB, jadi finalis Liga Europa, serta rekor menakjubkan dengan hanya satu kali kalah dalam 53 pertandingan.
Di tangan Alonso, Leverkusen yang sepanjang sejarah klub baru meraih dua trofi, kini meroket jadi tim papan atas. Pertama kali dalam sejarah klub, mereka meraih dua trofi dalam satu musim.
Die Werkself kini bergabung dengan Bayern Muenchen, Borussia Dortmund, Werder Bremen, Cologne, dan Schalke sebagai klub yang pernah meraih gelar ganda domestik Jerman.
Satu-satunya kekalahan Leverkusen musim ini terjadi pada final Liga Europa saat mereka dihancurkan tim Serie A, Atalanta 0-3 pada Kamis (23/5) lalu.
Tetapi pasukan Alonso bangkit dengan cara yang luar biasa.
"Saya butuh sedikit waktu untuk memahaminya. Ini adalah musim yang penuh dengan mimpi. Bisa merayakannya di sini adalah hal yang luar biasa - kami harus menikmatinya," ujar Alonso kepada jaringan televisi Jerman, ARD.
"Tentu saja saya senang, tetapi saya sangat bangga dengan para pemain. Dua gelar ini sangat layak untuk didapatkan," ujar pelatih asal Spanyol yang menolak ketertarikan dari Liverpool, Bayern Muenchen, dan Real Madrid untuk bertahan di Leverkusen musim depan.
Kemenangan ini menguji Alonso dengan hal yang jarang terjadi musim ini, di mana Leverkusen harus bermain dengan 10 pemain di akhir babak pertama setelah bek tengah Odilon Kossounou menerima kartu kuning kedua.
Sebelumnya, mereka unggul lewat gol fantastis Granit Xhaka di menit ke-17. Mendapat bola liar pantulan dari pemain lawan di luar kotak penalti, dia melepaskan tendangan roket dengan kaki kirinya. Bola meluncur kencang ke sudut kiri gawang tanpa bisa dihalau Kiper Julian Krahl.
"Ini final DFB pertama, dan gol pertama saya di DFB. Kami telah berjuang keras sampai titik ini. Dan ini sangat membahagiakan," ujar mantan gelandang Arsenal tersebut.
Setelah Kossounou dikartu merah, Alonso menarik keluar penyerang Patrik Schick dan pemain sayap Jonas Hofmann, sementara timnya bermain lebih ke dalam dan melakukan serangan balik.
Strategi ini membuat komposisi tim tetap seimbang sekali pun mereka kalah jumlah pemain. Terlihat pula dalam prosentase penguasaan bola. Babak pertama, Die Werkself punya 73 persen penguasaan bola.
Babak kedua, saat hanya bermain dengan sepuluh pemain, mereka tetap mendominasi dengan 57% penguasaan bola.