Mimpi si Penggembala Sapi, Savinho ke Manchester City, Pakai 26 karena Pernah Dipakai Riyad Mahrez
Nama Savinho makin disorot dunia setelah dia bergabung dengan Manchester City pada pekan ini.
Penulis: Muhammad Barir
Mimpi si Penggembala Sapi, Savinho ke Manchester City, Pakai 26 karena Pernah Dipakai Riyad Mahrez
TRIBUNNEWS.COM- Nama Savinho makin disorot dunia setelah dia bergabung dengan Manchester City pada pekan ini.
Bergabung Citizens adalah impiannya, terutama dia ingin bermain dengan klub yang pernah diperkuat oleh idolanya, Riyad Mahrez.
Diakui oleh Savinho, Mahrez adalah pemain yang menjadi inspirasi baginya.
“Sejak kecil, impian saya adalah bermain di Man City [seperti Mahrez]. Teman-teman selalu bilang saya mirip dia, tapi Mahrez ya Mahrez, Sávio ya Sávio... Tapi saya sangat suka Mahrez, cara dia bermain. Dia adalah inspirasi di sini, itu sebabnya saya memilih nomornya," kata Savinho yang memakai nomor punggung 26, nomor punggung yang pernah dipakai Mahrez saat di Manchester City seperti dikutip di situs Man City.
Bergabung dengan Manchester City, membuat banyak hal terkait dia yang menjadi sorotan.
Termasuk kisah masa kecil pria yang lahir di Sao Mateus, Brasil ini pun kembali disorot.
Savinho lahir di lingkungan petani di Brasil, dia sudah terbiasa menggembala sapi, sejak kecil dia sudah terbiasa memeras susu sapi.
Pekerjaan yang tidak canggung dia masih kerjakan saat berlibur ke rumahnya.
Saat anak-anak di rumah kakek-neneknya di daerah pedesaan Sao Mateus, di tenggara Brasil, dia belajar menunggang kuda, memerah susu sapi, dan menanam sayuran seperti selada, okra, dan tomat sejak dini.
Daerah itu tetap menjadi tujuan liburan favoritnya.
"Jika Anda bertanya kepadanya apakah ia ingin menghabiskannya di Cancun, Meksiko atau bersama kakek-neneknya, ia pasti akan memilih yang terakhir. Itulah kesukaannya," kata ibunya, Dona Nilma dikutip dari BBC.
Meskipun Savinho menikmati rutinitas harian di pertanian, ia ditakdirkan untuk bermain sepak bola.
Sang ibu tidak butuh waktu lama untuk mengetahuinya. Saat Savinho baru berusia lima tahun, ibunya mendengar ramalan dari salah satu pelatih pertamanya bahwa anaknya akan menjadi pemain hebat.
"Anak ini akan menjadi pemain bola," prediksinya.
Savinho mulai bermain di pantai, dan setelah berpindah ke lapangan, segera menjadi radar tim-tim besar.