Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Beda dengan Piala Dunia, Medali Emas Olimpiade Bukan Hal Seksi bagi Negara Eropa

Ada sebuah fakta menarik yang mewarnai setiap perhelatan Olimpiade khususnya cabor sepak bola putra, di mana taji wakil Eropa kerapkali tak berbekas.

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Beda dengan Piala Dunia, Medali Emas Olimpiade Bukan Hal Seksi bagi Negara Eropa
Tangkap Layar YouTube Paris 2024
Logo Olimpiade Paris 2024. Ada sebuah fakta menarik yang mewarnai setiap perhelatan Olimpiade khususnya cabor sepak bola putra, di mana taji wakil Eropa kerapkali tak berbekas. 

TRIBUNNEWS.COM - Ada sebuah fakta menarik yang mewarnai setiap perhelatan Olimpiade khususnya cabor sepak bola putra.

Gelaran Olimpiade yang dihelat setiap empat tahun sekali dapat dianggap sebagai arena terbesar kompetisi olahraga se-dunia.

Ribuan atlet berbagai cabor rela berjuang mati-matian untuk menjadi yang terbaik memenangkan medali emas di Olimpiade.

Bahkan tak sedikit yang menganggap peraih emas Olimpiade bakal selalu dikenang oleh sejarah khususnya negaranya sendiri.

Di Indonesia, sosok Rudy Hartono, Susi Susanti, Taufik Hidayat, Tantowi Ahmad/Lilyana Natsir, dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Namanya begitu harum di kalangan masyarakat Indonesia, lantaran mampu meraih medali emas Olimpiade di cabornya.

Hanya saja situasi ini tampaknya agak sedikit berbeda jika kita menelisik dari cabor sepak bola putra di Olimpiade.

Baca juga: Jadwal Sepak Bola Olimpiade Paris 2024 Dimulai Hari Ini, Argentina dan Spanyol Main Awal

Pemain depan Argentina Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia selama upacara trofi Piala Dunia Qatar 2022 setelah pertandingan final sepak bola antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, utara Doha. Minggu (18 Desember 2022). Argentina menang dalam adu penalti dengan Prancis. (FRANCK FIFE / AFP)
Pemain depan Argentina Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia selama upacara trofi Piala Dunia Qatar 2022 setelah pertandingan final sepak bola antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, utara Doha. Minggu (18 Desember 2022). Argentina menang dalam adu penalti dengan Prancis. (FRANCK FIFE / AFP) (AFP/FRANCK FIFE)
Berita Rekomendasi

Berbeda jauh dengan ajang Piala Dunia yang menjadi tujuan utama dari seluruh negara yang berada di bawah naungan FIFA.

Setiap empat tahun sekali, setiap negara rela mati-matian berjuang untuk bisa lolos ke putaran final Piala Dunia.

Meskipun harus bersusah payah melewati fase kualifikasi yang panjang dan melelahkan demi bisa tampil di Piala Dunia.

Ketika sudah berada di Piala Dunia, setiap peserta juga bakal berjuang mati-matian untuk bisa menjadi yang terbaik.

Hal itu seakan berbeda jauh dengan vibes Olimpiade khususnya cabor sepak bola putra yang cenderung tidak terlalu gempita.

Apalagi bagi negara sepak bola Eropa yang tampaknya tidak terlalu bernafsu menjadi yang terbaik di Olimpiade.

Jika menelisik sejarah, wakil Eropa terakhir yang mampu memenangkan medali emas sepak bola ialah Spanyol.

Logo Olimpiade Paris 2024
Logo Olimpiade Paris 2024 (Tangkap Layar YouTube Paris 2024)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
16
12
3
1
37
16
21
39
2
Chelsea
17
10
5
2
37
19
18
35
3
Arsenal
17
9
6
2
34
16
18
33
4
Nottm Forest
17
9
4
4
23
19
4
31
5
Bournemouth
17
8
4
5
27
21
6
28
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas