Hasil Imbang Rasa Kalah Bagi Arab Saudi, Borok Liga Lokal yang Jatuhkan Prestasi Timnasnya Sendiri
Hasil imbang melawan Timnas Indonesia, Jumat (6/9/2024) dinihari tadi, tampaknya seperti kekalahan bagi Arab Saudi yang dibesut Roberto Mancini.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Hasil imbang melawan Timnas Indonesia, Jumat (6/9/2024) dinihari tadi, tampaknya seperti kekalahan bagi Arab Saudi yang dibesut Roberto Mancini.
Hal itu barangkali terasa wajar, mengingat hampir mayoritas bursa prediksi skor menjagokan Arab Saudi menang mudah.
Fakta Arab Saudi bermain di kandang melawan Timnas Indonesia, ditunjang kualitas skuad dan pelatih yang mumpuni.
Ditambah, rekor pertemuan yang lebih berpihak dan status peringkat FIFA lebih baik membuat Arab Saudi unggul segalanya.
Hanya saja pada kenyataannya, Arab Saudi malah dibuat kerepotan oleh Timnas Indonesia di markasnya sendiri, dinihari tadi.
Tim besutan Roberto Mancini bahkan kecolongan terlebih dahulu setelah Ragnar Oratmangoen mencetak gol bagi Garuda (19').
Beruntung, Arab Saudi mampu menyamakan skor pada penghujung laga babak pertama lewat gol Musab Al Juwayr (45+3).
Baca juga: Timnas Indonesia Dapat Tuahnya, Data Sepuluh Tepisan Penalti Maarten Paes di Adu Tos-tosan
Arab Saudi bisa saja menang comeback jika tendangan penalti Salem Al-Dawsari tidak ditepis Maarten Paes (79').
Hingga pada akhirnya, Arab Saudi harus rela mendapat satu poin saja dalam laga melawan Timnas Indonesia di kandang sendiri.
Hasil imbang 1-1 melawan Timnas Indonesia jelas seperti kekalahan bagi Arab Saudi yang sebelumnya diprediksi menang mudah.
Kegagalan Arab Saudi mengalahkan Timnas Indonesia juga membongkar borok di balik gemerlapnya liga lokal mereka sendiri.
Tak bisa dipungkiri, eksistensi Liga Arab Saudi melejit dalam beberapa tahun terakhir tepat setelah eksodus pemain dari Eropa.
Kedatangan Cristiano Ronaldo ke Al Nassr diyakini menjadi awal dari gemerlapnya Liga Arab Saudi yang akhirnya mendapat sorotan khusus dari dunia luar.
Setelahnya, tak sedikit nama-nama pemain bintang terutama yang sudah melewati masa prime ikutan pindah ke Liga Arab Saudi.
Nama seperti Sadio Mane, Riyad Mahrez, David Ospina, Karim Benzema, Aleksandar Mitrovic hingga Neymar turut merapat.
Dalam tiga tahun terakhir, perkembangan Liga Arab Saudi pun kian pesat di mana makin banyak pemain bintang yang datang.
Dunia pun terus memberikan sorotan tajam soal eksistensi Liga Arab Saudi yang bisa saja mengganggu Lima Liga Top Eropa.
Keberadaan klub-klub Liga Arab Saudi yang memiliki dana tak terbatas pun kerapkali merecoki bursa transfer pemain.
Hingga tak jarang ada klub Eropa yang tak segan menjual pemainnya ke Liga Arab Saudi karena tingginya mahar transfer.
Dan sebaliknya, tak sedikit klub Eropa yang juga gigit jari karena pemain incarannya lebih memilih berkompetisi di liga tersebut.
Terlepas dari gemerlapnya Liga Arab Saudi saat ini, nyatanya hal itu menciptakan efek domino yang positif sekaligus negatif.
Khusus efek domino yang negatif, Timnas Arab Saudi barangkali menjadi pihak yang paling merasakan hal tersebut.
Ya, tak sedikit pemain andalan yang selama ini masuk skuad Arab Saudi justru kehilangan menit bermain di klubnya sendiri.
Adapun alasan minimnya menit bermain yang dirasakan hampir mayoritas pemain Arab Saudi karena eksodus pemain Eropa.
Beberapa pelatih klub Liga Arab Saudi terlihat lebih percaya pada talenta pemain luar negeri dibandingkan pemain lokal.
Dan pada akhirnya, minimnya kepercayaan itu membuat banyak pemain lokal yang hanya jadi penghangat bangku cadangan.
Efeknya jelas terasa bagi Timnas Arab Saudi, di mana pelatih sulit untuk mendapatkan performa terbaik dari pemainnya.
Roberto Mancini selaku pelatih pun sudah menyadarinya dan dirinya hanya pasrah setelah hasil imbang lawan Timnas Indonesia.
"Pemain timnas Saudi harus bermain sebagai starter di klub mereka," kesal Mancini dilansir Arriyadiyah.
"Saya memiliki 20 pemain yang duduk di bangku cadangan dalam pertandingan-pertandingan lokal,"
"Dan tidak ada solusi untuk dilema ini," ucap pelatih yang membawa Italia juara Euro 2020 lalu tersebut.
Pengakuan Mancini ada benarnya, sebagaimana contoh tiga kiper yang ia panggil memiliki menit bermain minim di klub.
Tiga kiper tersebut yakniRaghed Najjar (Al Nassr), Muhammad Al-Owais (Al Hilal), dan Ahmed Al-Kassar (Al Qadsiah).
Ketiga kiper Arab Saudi itu kompak memiliki masalah menit bermain saat bersama klubnya masing-masing.
Bahkan parahnya lagi, ketiga kiper Arab itu sama sekali tak mendapat menit bermain bersama klubnya.
Dilansir Transfemarkt, ketiga kiper tersebut belum mendapatkan menit bermain bersama klubnya di Liga Arab Saudi musim ini.
Hal itu menunjukkan bahwa pemain yang memperkuat Timnas Indonesia nyatanya belum tentu jadi andalan di level klub.
Dan mungkin masih ada pemain Arab Saudi yang juga mengalami masalah sama yakni menit bermain di klubnya sendiri.
Fakta mencengangkan itu seakan membuka aib di balik gemerlapnya Liga Arab Saudi, hal itu ternyata menjadi senjata makan tuan bagi timnasnya sendiri.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)