Alasan Timnas Malaysia Belum Resmikan Pelatih Anyar, FAM: Kami Ingin yang Sempurna
Wakil Presiden FAM akhirnya angkat bicara mengapa pihaknya cukup lama dalam mencari pengganti Kim Pan-gon untuk menangani tim Harimau Malaya.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Sosok Kim Pan-gon diketahui telah mengundurkan diri dari jabatan sebagai pelatih Timnas Malaysia, pada pertengahan Juli 2024 lalu.
Awalnya, mundurnya Kim Pan-gon terasa mengejutkan, mengingat Timnas Malaysia punya prospek yang cukup baik di tangannya.
Meskipun belum sepenuhnya bisa membawa Malaysia bersaing di level yang diinginkan, Kim Pan-gon setidaknya membuat Malaysia kembali bertaring.
Hanya saja pada akhirnya, kebersamaan Kim Pan-gon dengan Malaysia yang telah berlangsung 2,5 tahun harus berakhir.
Kini, setelah hampir tiga bulan pasca pengunduran Kim Pan-gon, Malaysia masih pilah-pilih dalam memilih pelatih baru.
Pada waktu bersamaan, kursi kepelatihan Timnas Malaysia masih dipercayakan kepada sosok Pau Martin hingga sekarang.
Baca juga: Daftar Lengkap Juara Piala Merdeka: Malaysia Berjaya, Timnas Indonesia Pernah Curi 3 Gelar
Pau Martin sendiri diketahui merupakan sosok yang pernah menjadi assisten pelatih Kim Pan-gon saat menangani Malaysia.
Ketika ditanya alasan Malaysia cukup lama menunjuk pelatih baru, pihak Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) angkat bicara.
Datuk Wira Yusoff Mahadi selaku Wakil Presiden FAM menjelaskan pihaknya cukup berhati-hati memilih pelatih anyar Malaysia.
Lebih lanjut, FAM menjelaskan selama ini sebenarnya sudah banyak nama pelatih yang mengantre ingin melatih Malaysia.
Prospek Timnas Malaysia yang diprediksi bisa melesat menjadi alasan banyaknya nama pelatih yang berminat menangani Harimau Malaya.
Hanya saja memang, FAM menegaskan pihaknya cukup ketat dan selektif dalam menjajaki opsi pengganti Kim Pan-gon karena ingin pelatih yang sempurna.
"Sebenarnya ada banyak pelatih yang berminat namun kita hanya akan memilih yang sesuai dengan kondisi kita," ujar Datuk Yusoff Mahadi dilansir Harimau Malaya.
"Contohnya kita ingin pelatih yang paham dengan budaya sepak bola kita,.