Kisah Keberhasilan saat Ganti Pelatih di Tengah Jalan, Arab Saudi dan Pantai Gading Jadi Contoh
Pergantian pelatih di tengah jalan memang belum tentu menjamin Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, namun ada kisah sukses dari negara lain.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Keputusan PSSI untuk memutus hubungan kerja dengan Shin Tae-yong mendatangkan pro dan kontra.
Sebagian masyarakat menyayangkan keputusan PSSI memberhentikan Shin Tae-yong, lantaran sudah banyak prestasi yang ditorehkan Timnas Indonesia di bawah kepemimpinan pelatih asal Korsel itu.
Disisi lain, sebagian juga mendukung langkah PSSI yang dinilai membutuhkan pelatih baru yang lebih mumpuni.
Meskipun dikenal sukses dalam meningkatkan kondisi fisik dan mental pemain, Shin dianggap kurang mampu memberikan sistem permainan yang terstruktur dengan jelas.
Gaya bermain Timnas dinilai tidak konsisten, berbeda dengan filosofi sepak bola menyerang yang diterapkan oleh pelatih-pelatih top Eropa.
Ketua PSSI Erick Thohir mengatakan pemecatan seorang pelatih adalah yang biasa terjadi di negara-negara lain.
Hal ini memang penuh risiko, dan PSSI memilih jalan risiko itu daripada menyesal dikemudian hari.
"Dinamika dari Timnas ini perlu menjadi perhatian khusus, oleh kami dalam evaluasi," kata Erick Thohir saat mengumumkan perpisahan Shin Tae-yong, Senin (6/1/2025).
"Apa yang kita lakukan hari ini untuk kebaikan Tim Nasional. Lebih baik mengambil risiko dari pada menyesal dikemudian hari," ujar Erick Thohir.
Baca juga: Kontrak Patrick Kluivert yang Akan Gantikan Posisi STY, Ada Opsi Perpanjang 2 Tahun hingga Olimpiade
Lazimnya pergantian pelatih mayoritas terjadi ketika tim sudah selesai berpartisipasi di sebuah turnamen, dengan kegagalan mereka mencapai target jadi penyebab utama.
Keputusan yang diambil PSSI ini memang penuh dengan perjudian di mana pelatih yang baru kini dihadapkan dengan persiapan yang tak panjang menatap sisa laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Garuda memiliki empat pertandingan sisa di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga.
Keempat laga itu yakni melawan Australia, Bahrain di bulan Maret dan melawan China dan Jepang di bulan Juni.
Pergantian pelatih di tengah jalan memang belum tentu menjamin Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, namun jika berkaca dengan negara lain, Jay Idzes dkk sepertinya tidak perlu berkecil hati.
Sejumlah negara pernah mengalami kesuksesan ketika mengganti pelatih dalam perjuangan meraih tiket ke Piala Dunia.
Rival Timnas Indonesia di Grup C saat ini, Arab Saudi, pernah beberapa kali mengukir catatan tersebut.
Tim berjuluk The Green Falcons ini lima kali mengganti nakhoda tim di tengah perjalanan Kualifikasi Piala Dunia
Dilansir Bolasports, pemecatan Roberto Mancini pada November 2024 lalu adalah yang kelima. Dan dari empat kejaian sebelumnya 3 kali Arab Saudi bisa memperbaiki performa dan akhirnya lolos ke Piala Dunia.
Pada Kualifikasi Piala Dunia 1994, pelatih Brasil, Jose Candinho, dipecat sebelum laga terakhir melawan Iran.
Baca juga: Profil Patrick Kluivert, Legenda Barcelona dan Timnas Belanda yang Diisukan Jadi Pengganti STY
Mohammed Al-Kharashi yang menggantikannya berhasil membawa Arab Saudi menang 4-3 dan lolos ke Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.
Situasi serupa terjadi di Kualifikasi Piala Dunia 1998, ketika pelatih Portugal, Nelo Vingada, digantikan Otto Pfister asal Jerman. Pfister sukses mengantarkan Arab Saudi ke putaran final.
Lagi-lagi pada Kualifikasi Piala Dunia 2002, pelatih Serbia, Slobodan Santrach, digantikan oleh Nasser Al-Johar. Di bawah Al-Johar, Arab Saudi berhasil memastikan tiket ke putaran final.
Namun, pergantian pelatih tidak selalu membuahkan hasil. Pada Kualifikasi Piala Dunia 2010, Nasser Al-Johar digantikan oleh Jose Peseiro asal Portugal. Sayangnya, kali ini Arab Saudi gagal lolos ke putaran final.
Kisah lainnya juga pernah diukir Pantai Gading, bahkan lebih sensainal dan baru terjadi pada Februari 2024 lalu.
Pantai Gading mengganti pelatih di turnamen besar, yakni di tengah perjuangan Piala Africa 2023.
Pantai Gading mencatat sejarah luar biasa di Piala Afrika 2023 dengan pergantian pelatih di tengah kompetisi.
Setelah hanya meraih satu kemenangan di fase grup dan kalah dari Nigeria (0-1) serta Guinea Khatulistiwa (0-4), federasi sepak bola mereka memecat pelatih Jean-Louis Gasset.
Emerse Faé ditunjuk sebagai pengganti mendadak. Meski awalnya diragukan, Faé membawa Pantai Gading lolos dari fase grup sebagai peringkat tiga terbaik.
Mereka mengalahkan Senegal lewat adu penalti (5-4), lalu menang atas Mali (2-1) dan Republik Demokratik Kongo (1-0) dan di laga puncak menaklukkan Nigeria 2-1 untuk merebut gelar juara.
Pergantian pelatih yang berani di tengah turnamen membuahkan hasil gemilang, menjadikan kemenangan ini salah satu yang paling sensasional dalam sejarah sepak bola Afrika.
Kini, penerus Shin Tae-yong di Timnas Indonesia diharapkan mampu membawa perubahan besar bagi Garuda.
Mampukah suksesornya membawa Timnas Indonesia menuju kejayaan dengan menembus Piala Dunia 2026? Hanya waktu yang akan menjawab.
(Tribunnews.com/Tio) (Bolasport.com/Dwi Wijatmiko)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.