Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Pengamat Penerbangan Bingung Alasan Pilot AirAsia Lumpuhkan Listrik Pesawat

Gerry Soejatman mengatakan, aneh jika kedua sistem komputer pendukung penerbangan (FAC) tersebut dimatikan secara bersamaan.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Pengamat Penerbangan Bingung Alasan Pilot AirAsia Lumpuhkan Listrik Pesawat
Mindef Singapore
Bangkai pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan alat milik Singapura, Rabu (14/1/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyelidikan kasus Indonesia AirAsia QZ8501 yang jatuh pada Minggu (28/12/2014) mengungkapkan sang pilot mematikan sistem komputer pesawat.
Sistem komputer tersebut adalah Flight Augmentation Computer (FAC) yang berfungsi untuk mencegah pesawat terbang tidak terkontrol.

Fakta ini diungkap oleh dua orang yang terlibat dalam penyelidikan. Kedua sumber ini, yang tidak mau namanya disebut, mengatakan hal itu kepada Reuters, Kamis (29/1/2015).

Kru pesawat— dikatakan oleh kedua sumber di atas—mematikan sistem komputer dengan cara memutus daya listrik. Pasokan listrik terhenti, praktis seluruh sistem komputer pada sistem utama ataupun cadangan akan lumpuh. Akibatnya, sistem proteksi penerbangan pun menjadi tidak aktif.

Pengamat penerbangan Gerry Soejatman mengatakan, aneh jika kedua sistem komputer pendukung penerbangan (FAC) tersebut dimatikan secara bersamaan.

"Normalnya kalau ada masalah, komputer di-reset (dimatikan kemudian dinyalakan kembali) satu persatu," ujar Gerry saat dihubungi, Jumat (30/1/2015).

Namun apa yang terjadi dalam penerbangan QZ8501 adalah dua komputer pendukung penerbangan dimatikan secara bersamaan. "Saya belum tahu prosedur apa yang membutuhkan keduanya harus dimatikan bersamaan," ujar Gerry singkat.

Inikah pemicu jatuhnya QZ8501?

Berita Rekomendasi

Menurut dua sumber Reuters tersebut, ada kemungkinan kejadian itu turut berkontribusi pada faktor pemicu mengapa pesawat tiba-tiba menanjak dengan cepat sebelum akhirnya terjatuh.

Sebelum pesawat menanjak secara tidak normal, pilot disebut-sebut sedang berusaha mengatasi kerusakan yang muncul dalam Flight Augmentation Computer (FAC).

Sistem komputer dimatikan setelah kru pesawat berkali-kali berusaha mengatasi masalah peringatan yang muncul di komputer FAC. Kru pesawat— dikatakan oleh kedua sumber di atas—mematikan daya listrik yang memberikan suplai ke sistem komputer.

Menurut sumber tersebut, pilot memutuskan daya yang menyuplai komputer dengan cara melepas sekring yang ada di dalam kokpit.

FAC adalah bagian komputer pesawat Airbus A320 yang mengontrol rudder (sirip tegak) di belakang pesawat. Sirip tegak tersebut berfungsi untuk mengontrol kemudi serong (yaw) pesawat.

Komputer FAC inilah yang mengontrol modul rudder travel limiter (RTL) yang sebelumnya sempat dilaporkan rusak beberapa kali. Namun, menurut pihak AirAsia, kerusakan itu telah diatasi. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun menyebut Airbus A320 PK-AXC dalam kondisi layak terbang saat hari kejadian.

Terkait kerusakan FAC yang dilaporkan sebelumnya, Gerry menyebut bahwa kerusakan tersebut telah diatasi oleh teknisi AirAsia. "Namun apakah kerusakan tersebut kembali muncul di tengah penerbangan, itu yang belum kita ketahui," imbuhnya.

Airbus sendiri menyarankan agar kru pesawat A320 tidak memutuskan daya sistem komputernya, karena sistem elektronik di dalam pesawat yang serba terkomputerisasi itu saling berhubungan satu sama lain. Mematikan satu komponen bisa berefek ke komponen lain.

Semua model pesawat Airbus yang diproduksi sejak 1980-an didesain untuk mencegah pilot melakukan kesalahan dengan sistem proteksi komputer.

Selain FAC yang mengontrol kemudi serong, pesawat Airbus A320 juga memiliki sistem kendali komputer ELAC (elevator aileron computer) dan SAC (spoiler aileron computer) yang masing-masing mengontrol kemudi angkat dan guling pesawat (vertikal dan horisontal).

Jika terjadi malfungsi dalam sistem atau komputer kehilangan sumber daya listrik, maka sistem proteksi pesawat akan mati, namun seharusnya pilot tetap bisa menerbangkan pesawat secara manual.

Walau bisa menjadi salah satu faktor pemicu, namun matinya sistem proteksi itu belum tentu menjadi faktor penyebab utama kenapa pesawat tiba-tiba menanjak secara drastis. Sebab, pilot seharusnya masih memiliki kendali manual.

Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas