Investor AS dan China Gerojok Grabtaxi Modal Rp 4,8 Triliun
GrabTaxi, yang diluncurkan pada 2012, menyatakan telah hadir di 26 kota di Asia Tenggara, termasuk di Malaysia, Singapura, Indonesia, Filipina
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan aplikasi pemesanan taksi, yang juga menjadi induk usaha GrabTaxi Indonesia, GrabTaxi Holdings Pte Ltd meraih suntikan modal sebesar 350 juta dollar AS (sekitar Rp 4,8 triliun) guna mendorong pertumbuhan bisnis tersebut.
GrabTaxi yang berkantor pusat di Singapura itu menyatakan investor yang menyuntikkan modal di antaranya berasal dari China Investment Corporation yang berbasis di China serta Coatue Management yang berbasis di AS. Didi Kuaidi, yang juga memiliki perusahaan aplikasi pemesanan taksi terbesar di China, juga masuk sebagai salah satu investor.
Saat ini GrabTaxi tengah menyiapkan untuk bersaing dengan Uber di segmen bisnis yang sama. Seiring dengan suntikan modal tersebut, GrabTaxi saat ini telah berhasil mengumpulkan dana dari investor sebesar 700 juta dollar AS. Sekaligus mengukuhkan perusahaan tersebut menjadi start up yang berhasil mengumpulkan modal paling besar.
"Investasi yang ditanamkan ini bukan hanya domain GrabTaxi, namun juga menunukkan potensi ekonomi yang ada di Asia Tenggara," ujar Anthony Tan, CEO dan pendiri GrabTaxi sebagaimana dikutip AFP, Rabu (19/8/2015).
"Sebagai pemimpin dari pasar di wilayah Asia Tenggara, kami telah berhasil menarik mereka yang punya talenta global bergabung dengan kami, serta berhasil meraih pendanaan dari investor seperti Coatue dan CIC," ujar dia.
GrabTaxi, yang diluncurkan pada 2012, menyatakan telah hadir di 26 kota di Asia Tenggara, termasuk di Malaysia, Singapura, Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam.
Sebelumnya perusahaan telekomunikasi Jepang SoftBank Corp dan Temasek Holdings telah menanamkan investasinya ke GrabTaxi.