Benarkah Tarif Taksi Konvensional Lebih Mahal daripada Uber dan Grab Car? Ini Perbandingannya
Benarkah taksi-taksi online memiliki tarif yang jauh lebih murah dibandingkan taksi ‘konvensional’?
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Benarkah taksi-taksi online memiliki tarif yang jauh lebih murah dibandingkan taksi ‘konvensional’?
Temukan jawabannya dengan menyimak perbandingan tarif taksi ‘konvensional’, Grab Car dan Uber X berikut ini.
Dengan skema tarif yang berada di bawah rata-rata batas bawah tarif taksi reguler, Uber dan Grab jelas unggul.
Ambil contoh untuk perjalanan sejauh 10 kilometer, dengan taksi reguler minimal Anda harus membayar sebesar Rp47.500,-
Sementara dengan Uber (UberX yang merupakan taksi online kelas biasa), Anda cukup mengeluarkan kocek sebesar Rp23.000,-.
Grab menawarkan tarif sedikit lebih mahal ketimbang UberX.
Untuk simulasi tadi (10 km), konsumen membayar Rp37.500,-
Sebenarnya antara Grab dengan taksi reguler terpaut hanya Rp10.000,- saja.
Alias tidak signifikan untuk jarak sedang.
Kecuali UberX yang dengan tarif taksi reguler bisa untuk perjalanan pulang-pergi.
Itu baru soal tarif. Grab dan Uber memiliki keunggulan lantaran bisa dipantau keberadaannya melalui aplikasi mobile.
Dengan kata lain, ketika Anda sedang berada di kantor, lalu hendak pergi keluar, cukup pesan lewat aplikasi selanjutnya taksi menghampiri.
Bagi sebagian orang cara seperti ini tidak saja memudahkan, namun juga lebih hemat waktu.
Jadi kendatipun umpamanya perusahaan aplikasi seperti Uber dan Grab mengikuti aturan dan persyaratan yang ditentukan oleh Departemen Perhubungan, bukan tidak mungkin soal persaingan tarif mengemuka.
Butuh sikap tegas mengatur industri teknologi informasi yang layanannya bersentuhan dengan sektor lain. (chip.co.id)