Di Jakarta, CEO Satya Nadella Beri Sinyal Fokus Microsoft Bukan Bikin Smartphone
"Kami berkonsentrasi pada mobilitas manusia, bukan perangkatnya," kata Satya di Jakarta
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM – Perkembangan tren digital makin mengarah ke mobile.
Pengguna semakin banyak mengakses aneka produk dan layanan melalui perangkat genggam yang didominasi oleh iOS dan Android.
Sementara itu, platform Windows Phone besutan Microsoft terus menurun hingga pangsa pasar globalnya menyusut jadi 0,7 persen di kuartal pertama 2016, menurut riset Gartner.
Tapi Microsoft mengaku tak risau. Dalam kunjungannya ke Jakarta, Kamis (26/5/2016) lalu, CEO Microsoft Satya Nadella menekankan tak berfokus pada aspek perangkat keras dalam tren mobility yang tengah mengemuka.
"Kami berkonsentrasi pada mobilitas manusia, bukan perangkatnya. Misalnya lewat teknologi platform cloud yang memungkinkan pengguna bekerja dari mana saja," kata Nadella saat berbicara di panggung acara.
Direktur Developer Experience and Evangelism Group Microsoft Indoneia, Anthonius Henricus mengakui tak memfokuskan diri ke smartphone.
Alasannya, dia melihat bahwa perangkat lunak (aplikasi) bisa lebih memberdayakan untuk pengguna.
"Makanya Satya (Nadella) tadi bilang sudah bukan zamannya bikin perangkat yang mobile, tapi device yang bikin orang bisa mobile," ujar Anthonius.
Ditambahkan oleh Anthonius, ranah mobile yang dikuasai oleh iOS dan Android tetap menyediakan peluang untuk Microsoft.
Pasalnya, layanan-layanan mobile raksasa software ini bersifat multiplatform alias bisa diakses semua pengguna gadget, baik yang berbasis Windows Phone, iOS, maupun Android.
Kebijakan multiplatform itu disebutnya juga menguntungkan bagi para developer Microsoft karena bisa menyalurkan produk atau layanannya ke tiga platform sekaligus.
Sebagai gambaran dari upaya multi-platform Microsoft, Anthonius mencontohkan rencana akuisisi Xamarin.
Itu adalah penyedia platform development yang disebutnya bakal mempermudah pengembang untuk membikin aplikasi untuk Windows Phone, Android, dan iOS sekaligus dalam satu kali coding.
"Jadi, bukan soal operating system, tapi aplikasi yang berjalan di atas OS-nya. Di situlah fokus kami. Bukan cuma memudahkan pengguna, namun juga developer," pungkas Anthony.