Pedagang Roxy Enggan Jual Ponsel Xiaomi, Ada Apa?
Distributor resmi dianggap lambat memboyong seri ponsel Xiaomi termutakhir.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sejak dua pekan terakhir, beberapa ponsel Xiaomi sulit ditemukan di pusat perdagangan gadget di Jakarta.
Setidaknya potret itu tercermin di ITC Ambassador, ITC Roxy Mas, dan Roxy Square.
Beberapa pedagang mengatakan kondisi tersebut imbas dari razia ribuan ponsel Xiaomi yang dilakukan polisi pada Selasa dua pekan lalu.
Salah satu pedagang ponsel di ITC Roxy Mas, Nanin (38), mengatakan tak akan lagi berjualan lini Xiaomi dari distributor non resmi.
Menurut dia, risiko yang ditanggung lebih besar ketimbang potensi keuntungannya.
"Mending saya yang pasti-pasti (resmi) aja," kata Nanin.
Sebagai informasi, ponsel Xiaomi yang masuk resmi ke Indonesia jenisnya masih terbatas, misalnya Mi 4i, Redmi Note, dan Redmi 2.
Padahal Xiaomi merupakan vendor yang terhitung produktif mengeluarkan lini baru. Dalam setahun, vendor China itu rata-rata mengeluarkan dua hingga tiga perangkat anyar.
Distributor resmi dianggap lambat memboyong seri ponsel Xiaomi termutakhir.
Di Indonesia, Xiaomi mempercayakan Erajaya sebagai distributor resmi produknya.
Akibatnya, distributor non-resmi menangkap peluang dengan memboyong ragam tipe ponsel Xiaomi secara ilegal alias black market (BM).
Menurut Yudi (28) yang berjualan tak jauh dari lapak Nanin, jenis ponsel Xiaomi non-resmi memang paling banyak dicari pengunjung.
Sebut saja Redmi Note 2, Redmi Note 3, dan Redmi Note 2 Pro.
"Saya nggak mau simpan di toko. Untungnya cuma ceban (Rp 10.000-red), risikonya puluhan juta (kalau digerebek)" ia menuturkan.