Meski Segelintir Galaxy Note 7 Bermasalah, Samsung Tetap Stop Penjualan
Pengapalan Galaxy Note 7 ke operator-operator di Korea Selatan dilaporkan telah terhenti.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Samsung resmi menarik seluruh Galaxy Note 7 dari pasaran yang tersebar di sejumlah negara.
Langkah itu diambil sebagai buntut insiden meledaknya perangkat akibat baterai.
Seperti dikutip dari kantor berita Korea Selatan, Yohnap, masalah baterai diperkirakan hanya menimpa 0,1 persen dari keseluruhan unit Galaxy Note 7 yang terjual, tapi perusahaan asal Negeri Ginseng ini tak mau ambil risiko.
“Masalahnya bisa diperbaiki dengan mengganti baterai perangkat, tapi kami akan mengajukan solusi untuk para konsumen,” ujar seorang pejabat Samsung yang tidak mau disebut namanya.
Samsung kini juga sedang berdiskusi dengan operator seluler rekanannya, seperti Verizon di AS, terkait persoalan tersebut.
Pengapalan Galaxy Note 7 ke operator-operator di Korea Selatan dilaporkan telah terhenti.
Sementara itu, Korea Herald melaporkan harga saham Samsung SDI, pabrikan komponen baterai untuk Galaxy Note 7, mengalami penurunan sebesar 6,06 persen pada Kamis (1/8/2016) kemarin, dibanding hari sebelumnya.
Penurunan itu diduga terkait dengan permasalahan baterai meledak atau terbakar yang mendera Galaxy Note 7.
Harga saham Samsung Electronics dan Samsung Electro-Mechanics juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,4 persen dan 2,26 persen.
Samsung SDI memproduksi sel baterai untuk Galaxy Note 7, sementara produksi kemasannya diserahkan ke pihak lain, seperti ITM Semiconductor.
Ponsel Galaxy Note 7 yang meledak sejauh ini dilaporkan menimpa unit baterai buatan ITM.
Permasalahan di atas dikhawatirkan bisa mempengaruhi kinerja penjualan Galaxy Note 7 yang laku keras dengan animo tinggi dari konsumen.
Di Korea Selatan saja, sebanyak 400.000 unit telah terjual semenjak peluncurannya pada 19 Agustus lalu.