Kisah Remaja Boyolali yang Sukses Magang di Kantor Twitter Amerika
Remaja asal Boyolali itu lagi-lagi magang di kantor pusat Twitter yang bertempat di San Francisco, AS.
Editor: Fajar Anjungroso
Ia banyak membaca buku, membuat proyek kolaborasi, hingga akhirnya mendaftar ke Indo2SV.
"Dulu mentor saya (dari Indo2SV), pegawai di Google. Awalnya saya diajarin bagaimana bikin resume yang bisa menarik perhatian perusahaan di sini, bagaimana cara apply magang, bikin cover letter, sampai tips wawancara," Irfan menjelaskan.
Setelah tiga bulan menjalani program mentorship di Indo2SV, Irfan pun memberanikan diri mengajukan proposal lamaran magang di Twitter untuk pertama kalinya.
Kala itu ia juga dibantu dengan surat referensi dari Indo2SV. Prosesnya cukup panjang. Irfan mulai mendaftar pada November 2014, lalu proses wawancara berlangsung dari Januari hingga Maret 2015.
Dalam satu sesi wawancara via video-conference, kata Irfan, dibutuhkan waktu sekitar 45 menit. Mekanisme wawancaranya pun berbeda dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia.
"Di Twitter semua serba teknis, wawancaranya benar-benar menantang pemecahan masalah pemograman," Irfan menjelaskan.
Setelah semua proses dilalui, Irfan mendapat jawaban diterima magang pada April 2015. Periode magangnya berlangsung tiga bulan, sejak Juni hingga September. (Fatimah Kartini Bohang/kompas.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.