Madadaw, Startup Lokal Rasa Jepang yang Siap Pertemukan Desainer dengan Project Maker
"Start-up kami mengumpulkan banyak desainer dan project maker di Indonesia untuk dipromosikan ke perusahaan perusahaan di Jepang"
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ajang Indocomtech 2016 yang berlangsung 2-6 November 2016 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, dimeriahkan pula oleh hadirnya sejumlah perusahaan startup di bidang teknologi informasi.
Satu diantaranya adalah Madadaw.com, sebuah startup unik yang ladang bisnisnya mempertemukan antara desainer dan kreator di industri kreatif dengan project manager dan klien mereka di mana saja, tak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri.
Madadaw sejatinya bukan startup lokal. Dia datang dari Jepang. Sejak masuk ke Indonesia sekitar sebulan lalu, Madadaw.com telah merangkul sekitar 30 kreator dan deainer di berbagai jenis industri kreatif.
"Start-up kami mengumpulkan banyak desainer dan project maker di Indonesia untuk dipromosikan ke perusahaan perusahaan di Jepang," kata Yeremia Hotmartua S, IT Marketing Staff Madadaw.com menjawab pertanyaan Tribunnews.com dalam paparan tentang startup-nya di hari keempat Indocomtech 2016, Sabtu (5/12/2016).
Misalnya, jika produsen mobil Jepang ingin mengambil desain kendaraan dengan konsep baru. Mereka bisa melihat dari karya karya desainer asal Indonesia yang bergabung di start up ini.
"Kita ada dua opsi di Mamadaw, yakni segi kreator atau desainer, dan segi project maker. Mereka kita pertemukan di Mamadaw. Mereka harus mendaftar dulu di Mamadaw dan memasukkan portofolio yang sudah mereka bikin dan publish. Nanti project maker akan memilih siapa ddsiner yang akan dipilih berdasarkan informasi yang mereka peroleh di Mamadaw," jelas Yeremia.
Madadaw menjaring para kreator dan desainer kreatif dari banyak kanal. Satu diantaranya dari mereka yang masih kuliah ataupun sudah punya portofolio.
Server Madadaw ditempatkan di Jepang dan startup ini saat ini masih tahap soft launching. "Kita baru sart di bukan ini. Ini kan kita masuk di industri kreatif dan punya obsesi agar karya karya anak bangsa bisa dikenal d dunia," katanya.
Salah satu menduniakan karya kreatif anak muda Indonesia adalah mempromosikan karya-karya mahasiswa.
"Misal kita saat ini sedang coba promote anak muda yang masih kuliah. Kita promote produk mereka di desin produk dan fotografi produk. Kita tak batasi siapa saja desainer untuk masuk di Madadaw, juga latar belakang kampusnya, kita hanya lihat dari portofolio mereka," ungkapnya.
Untuk setiap desainer yang memasukkan profil karya dan portofolionya di Mamadaw, startup ini tidak mengenakan biaya apapun.
Biaya atau fee baru akan dikenakan ke kreator atau desainer jika ada karya mereka yang tampil di Madadaw dilirik oleh project maker atau klien di luar negeri.
"Kita ambil fee per project sebesar 10 persen, rinciannya 7 persen dari project maker dan 3 persen ke kreator. Kreator kita kenai biaya karena dananya juga kita pakai untuk kegiatan administrasi kita. Nanti kita kerjasama dengan Ditjen HAKI untuk bayar pajak juga," jelasnya.
"Mereka yang bekerja dan berkarya di wilayah hukum Indonesia kan harus bayar pajak. Jadi setiap desainer atau kreator yang masuk di Madadaw kita wajibkan pula cantumkan NPWP. Atau kalau tak punya NPWP mereka kita beritahu karya mereka kalau dapat project akan kena pajak," imbuhnya.